Musibah dan bencana itu kehendak-Nya. Seperti halnya banjir yang melanda Jabodetabek, bukan hanya banjir Jakarta seperti yang terus diberitakan oleh media massa.
Jelas pada 1 Januari 2020 yang terkena banjir, Jabodetabek. Namun, adat "orang Indonesia", musibah banjir yang dapat ditelisik faktanya saja, terus digoreng, dicari pembenaran, dicari kesalahan, dan terus ada yang diagung-agungkan dan sebaliknya terus ada yang menjadi kambing hitam.Â
Tercatat dalam sejarah, banjir Jakarta itu sudah dari era pemerintahan siapa ke era pemerintahan siapa.Â
Namun, tetap saja "orang picik" menggoreng isu banjir dengan selalu menyeret dan membandingkan siapa pemimpinnya.Â
Lalu, banjir terus dijadikan komoditi politik, komoditi nyinyir, dan berbagai komoditi negatif lain yang semakin mencerminkan "rakyat" bangsa ini memang tidak pandai bersyukur.Â
Jelas, kondisi lingkungan Jakarta dari tahun kapan saja, tidak perlu diguyur hujan deras, sudah banjir karena Jakarta ini awalnya adalah rawa-rawa.Â
Banjir Jakarta sudah sejak era awal Batavia. Seorang penulis Amerika Serikat yang selama beberapa tahun menjadi staf kantor penerangan AS (USIS) di Jakarta, ketika menulis tentang kota ini, menyalahkan pendiri Batavia JP Coen karena mendirikan kota di atas rawa-rawa.Â
Kalau saja Coen bijaksana dan memilih tempat yang lebih tinggi, setidaknya bencana banjir dapat dikurangi dan tidak memusingkan para penggantinya.Â
Dalam catatanya, sejak era Batavia , 66 Gubernur Jenderal Hindia Belanda, tidak ada yang merasa bersalah atas kondisi banjir batavia karena asalnya rawa-rawa.Â
Jakarta yang terletak di dataran rendah sejak zaman Kerajaan Tarumanegara, memang sering dilanda banjir. Peristiwa yang terjadi 15 abad lalu itu sempat terekam dalam Prasasti Tugu di Jakarta Utara yang kini disimpan di Museum Sejarah Jakarta.Â
Di masa kemerdekaan, bahkan tak perlu menyebut era gubernur siapa, bisa ditelusuri dalam fakta dan peristiwa, bagaimana kondisi banjir saat Februari 2007 yang nyaris melumpuhkan 70 persen Jakarta. Begitupun saat 2015, banjir juga melumpuhkan Jakarta.Â