Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Marah Presiden Jokowi dan Marah Rakyat di 2019

28 Desember 2019   16:43 Diperbarui: 28 Desember 2019   16:47 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak kembali menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024 dan membentuk Kabinet Indonesia Maju, Joko Widodo (Jokowi) sudah berkali-kali "marah". 

Mulai dari marah soal listrik mati, cangkul impor, investor, pengadaan barang, desa fiktif, presiden 3 periode dll, seolah menjadi orkestra yang pertunjukkannya mustahil dapat dicegah oleh siapapun, sebab kondisi yang ada tidak sesuai dengan keinginannya (baca: tujuan). 

Namun, saat Jokowi memutuskan pindah ibu kota, menaikkan tarif iuran "bla-bla", mengesahakan Perppu KPK, membikin stafsus presiden, wakil presiden, menteri, dan bagi-bagi jabatan gratis bagi kolega, dll, juga tak ada yang dapat mencegah "rakyat" yang kecewa luar biasa, akhirnya juga "marah". 

Antara kemarahan presiden dan rakyat, sejatinya dilatarbelakangi oleh fakta yang memang menjadikan keduanya memiliki alasan kuat dan logis untuk "marah". 

Pertanyaanya, mengapa Jokowi dan rakyat, sama-sama memiliki sikap marah? Marah Jokowi sangat viral di berbagai media massa hingga tersorot kamera. 

Begitu pun marah rakyat, hingga sampai demonstrasi dan terus mengkritisi Jokowi dan pemerintahan-nya. 

Sesuai KBBI, marah diartikan sebagai sangat tidak senang (karena dihina, diperlakukan tidak sepantasnya, dan sebagainya) atau berang atau gusar. 

Sesuai makna marah tersebut, apakah Jokowi sebagai presiden, kini sering memperlihatkan tabiat marah-marah, sebagai sikap yang "pas?" 

Sementara berbagai keputusan dan kebijakan Jokowi juga membikin rakyat tidak senang, berang, dan gusar. 

Sepanjang tahun 2019, ternyata persoalan marah Jokowi karena keadaan di pemerintahan yang dipimpinnya membikin marah, dan rakyat marah karena kebijakan Jokowi yang dianggap tidak pro rakyat, menjadi drama terbesar di Republik tercinta ini. 

Namun demikian, menyangkut persoalan marah ini, memang ada beberapa pembenaran mengapa Jokowi sering marah dan rakyat juga dibuat marah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun