Hari ini, Senin, 25 November 2019, adalah tahun ke-25 perayaan Hari Guru di Indonesia berdasarkan versi pemerintah.Â
Pemerintah melalui surat edaran (SE) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan tema yang diusung di Hari Guru Nasional 2019, yaitu Guru Penggerak Indonesia Maju, Rabu (20/11/2019).Â
Untuk peringatan tahun ini, pemerintah juga menghimbau agar momen Hari Guru Nasional 2019 diisi dengan menyelenggrakan kegiatan untuk mengapresiasi guru, serta melakukan beberapa agenda seperti seminar, talkshow, ziarah ke Taman  Makam Pahlawan dan mempublikasikannya di berbagai media.Â
Atas tema yang diusung, menjadi pertanyaan menarik, mengapa temanya harus seperti itu. Apa tema ini dikaitkan dengan Kabinet Indonesia Maju?Â
Padahal untuk tahun ini dunia pendidikan Indonesia saya sebut sedang "berkabung". Sejak dipilihnya Mendikbud baru, berbagai kalangan khususnya di dunia pendidikan Indonesia resah.Â
Presiden Jokowi hanya mengedepankan sisi milenial dan aplikasi, sehingga memilih Nadiem. Tak pelak, persoalan Nadiem sebagai Mendikbud hingga kini masih menuai pro-kontra.Â
Begitu Nadiem duduk di kursi mendikbud, keresahan semakin menjadi. Isu ganti Kurikulum, isu atau rencana pengurangan mata pelajaran di SD, SMP, dan SMA, dan terbaru, teks pidato Nadiem di Hari Guru pun menjadi sorotan.Â
Menjadi sorotan, sebab ada kata-kata yang menjustifikasi bahwa pemerintah selama ini hanya sekadar janji dan beretorika dalam soal pendidikan.Â
Lalu, ada kata-kata yang bisa diartikan sebagai perintah Nadiem kepada para guru untuk berbuat-dan berbuat, dan Nadiem pun berujar tidak akan memberikan janji kosong.Â
Ini sangat luar biasa. Bila ditelisik lebih mendalam, sejatinya apa bedanya pidato Nadiem di Hari Guru dengan para pendahulunya?Â
Waktu jabatan yang hanya lima tahun, rasanya sulit bagi Nadiem untuk dapat membuktikan pendidikan Indonesia bergerak maju, terlebih tema Hari Guru tahun ini, saya nilai hanya sekadar basa-basi yang hanya berhenti pada kata-kata sebuah tema.Â