Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merawat Sumpah Pemuda dengan Hard dan Soft Skill

28 Oktober 2019   09:11 Diperbarui: 28 Oktober 2019   09:12 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Hari ini, adalah tahun ke-91 Ikrar Sumpah Pemuda diperingati. Sudah sejauh manakah andil Pemuda-Pemudi Indonesia dalam pembangunan bangsa dan negara ini sesuai Ikrar dan Sumpahnya? 

Hampir satu abad lamanya, Sumpah Pemuda telah dikumandangkan. Sektor-sektor apa saja yang telah di sentuh pemuda-pemudi Indonesia hingga kini usai Ikrar dan Sumpah itu berusia 91 tahun. 

Lalu, menggelitik pula rasanya, sebab kendati usia Ikrar dan Sumpah Pemuda hampir satu abad, nyatanya dalam peringatannya hari ini, pemerintah memberi tema "Bersatu Kita Maju pada 2019?" 

Mengapa bukan tema lain? Padahal dunia kini tengah berada dalam zaman revolusi industri 4.0? Adakah pilihan tema yang demikian, mengindikasikan bahwa persatuan masih menjadi persoalan di bumi nusantara ini? 

Jawabnya, tentu semua rakyat Indonesia dapat menjawabnya dengan konteks masing-masing, terlebih setelah rakyat merasakan perseteruan yang berkepanjangan akibat Pilpres 2019. Kendati kini, pesaing Presiden Jokowi bahkan telah berada dalam satu gerbang kabinet Indonesia maju, "kamu nyinyir" pun tetap memiliki celah dan ruang untuk terus mencoba memanaskan suasana yang dapat membahayakan persatuan dan kesatuan NKRI. 

Akibat berbagai persoalan yang ada dan terus dimanfaatkan oleh individu/kelompok/golongan untuk terus berupaya menggoreng isu demi kepentingan mereka, maka momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) jangan hanya sekadar numpang lewat begitu saja. 

Peringatan HSP kali ini, seiring dengan baru terbentuknya Kabinet Indonesia Maju yang banyak dinyinyir sebagai "Kabinet Bagi-Bagi Kursi" karena menteri dan wamen dipilih karena memang bagi-bagi jatah partai atau pendukung, benar-benar wajib dijadikan  tonggak kesadaran untuk kembali memupuk dan merawat bersatu dalam Tanah Air, Bangsa, dan Bahasa. Harus selalu dipahami bahwa HSP adalah awal perjuangan untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Sudah banyak disiarkan bahwa peringatan HSP diawali oleh Kongres Pemuda I pada 30 April-2 Mei 1926. 

Namun, saat itu rasa persatuan dan kesatuan belum terasa. Berikutnya Kongres Pemuda kembali diselenggarakan pada 1928. Kongres Pemuda II digelar pada 27-28 Oktober 2018. Dalam kongres pemuda kedua inilah, dihasilkan keputusan: pemuda berikrar bertumpah darah satu, Tanah Indonesia, berbangsa satu,  Bangsa Indonesia, dan satu bahasa, Bahasa Indonesia. 

Lagu Indonesia Raya pun diperdengarkan untuk pertama kalinya di kongres pemuda tersebut. Atas lahirnya HSP, maka sejak itu, persatuan dan kesatuan merupakan hal sangat penting bagi Indonesia. 

Aktor utama dari persatuan dan kesatuan adalah generasi muda. Kini, setelah 91 tahun HSP selalu diperingati, seiring perkembangan zaman hal prioritas apa yang wajib diteruskan, dirawat, dan diperjuangkan oleh generasi muda? 

Munculnya berbagai persoalan bangsa yang pada umumnya dilatar belakangi oleh skenario politik, partai, dan kalangan elite bangsa ini, maka tugas utama generasi muda adalah merawat berbagai kepentingan yang beragam ini tetap dalam koridor persatuan dan kesatuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun