Mohon tunggu...
Supartono JW
Supartono JW Mohon Tunggu... Konsultan - Pengamat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Niat berbagi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bekerjalah dengan Benar, Bukan Sekadar Baik

3 Oktober 2019   10:07 Diperbarui: 3 Oktober 2019   10:20 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: blog.kedairohani.com

Setelah gelombang demonstrasi mahasiswa, rakyat sipil, pelajar, hingga kaum buruh, lalu tertangkap pula para "perusuh" yang menunggangi demonstrasi berdasarkan versi polisi, apakah Presiden Jokowi akan segera memutuskan sikap khususnya menyoal Perppu reivisi UU KPK? 

Apakah rencana kenaikan BPJ Kesehatan, tarif listrik dan mungkin tari-tarif lainnya akan tetap.dipaksakan? Hanya orang-orang yang berpikiran  sempit dan tetap mau mengedepankan rasa pembenarannya karena unsur kepentingan saja yang menjustifikasi bahwa gelombang demonstrasi adalah pesanan dan titipan dari pihak tertentu. 

Aksi demonstrasi mahasiswa hingga kaum buruh, adalah murni tuntutan tentang ketidakadilan dari kesewenangan DPR dan pemerintah, yang sewajibnya berpihak kepada rakyat, karena mereka dipilih oleh rakyat, mewakili rakyat, bekerja untuk rakyat, dan digaji dari uang rakyat. 

Demonstrasi adalah pilihan terkhir, setelah pintu-pintu demokrasi yang lain ditutup dan dikunci demi "mereka" menyelamatkan diri. Demonatrasi adalah akumulasi dari semua kekecewaan karena DPR dan pemerintah bekerja tidak benar. Tidak  memihak kepada rakyat. 

Mereka hanya bekerja yang telihat baik saja. Padahal di baliknya ada akal-akalan bagaimana mereka sejahtera sendiri, pun dapat bertindak semau sendiri. Mengambil uang rakyat dengan cara korupsi, maka dari itu KPK dilemahkan. 

Bila selama ini rakyat sering mendengar jargon Presiden Jokowi bila ditanya mengenai sebuah masalah dan solusinya, jawabnya selalu menyentuh bidang matematik, yaitu "kalkulasi". Pak Presiden sangat terbiasa mengeluarkan kata kalkulasi. 

Sayangnya setelah memimpin di periode pertama dengan banyak kalkulasi, toh akhirnya demonstrasi terjadi dan pecah juga. Ini membuktikan bahwa banyak kalkulasi salah yang dilakukan oleh pemerintah dan DPR hingga persoalan bertubi-tubi mendera bangsa ini. 

Puncaknya, setelah rusuh Papua, kabut asap Sumatera dan Kalimantan hingga UU KPK, demonstrasi pun tak terhindarkan. Akankah ini menjadi pembelajaran bagi DPR baru dan pemerintahan baru? 

Sebab bukan mustahil, demonstrasi bergelombang akan sering terjadi karena ketidakadilan terus digelindingkan. Terlebih, anggota DPR baru pun hanya nama saja, di dalamnya masih bercokol muka lama yang lebih dari limapuluh persen jumlahnya. Jadi sudsh dapat ditebak bagaimana cara bekerjanya.

Ayo Pak Presiden, DPR, dan pemerintahan baru, bekerjalah dengan benar, bukan sekadar baik, apalagi salah kalkulasi. 

Jangan sampai rakyat kembali turun ke jalan dan lakukan demonstrasi. Bela kepentingan rakyat. Bukan kepentingan diri, golongan dan partai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun