Tidak ada kata lain kecuali berjuang sepenuh jiwa dan raga. Jiwa artinya cerdas otak dan kuat mental, raga maknanya cerdas teknik dan kuat fisik.Â
Itulah yang wajib dikedepankan oleh seluruh penggawa Timnas tatkala meladeni Thailand dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2020, malam nanti, Selasa (10/9/2019) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).Â
Takluk dari Malaysia, harus dijadikan pelajaran berharga. Bukan sekadar mengevaluasi kelemahan dan kekurangan pemain, namun justru cara pelatih meracik pemain yang lebih dominan wajib di soroti.Â
Yang pasti, saat dijungkalkan Malaysia, masalah kesalahan memasang komposisi pemain, kesalahan dalam memenej fisik pemain sekelas Timnas, serta kejelian pelatih membaca arah pertandingan, benar-benar harus menjadi perhatian PSSI.Â
Karenanya, bila hal tersebut tidak menjadi perhatian prioritas, bukan mustahil Thailand akan mengikuti jejak Malaysia, dapat membungkam Timnas di SUGBK untuk kali kedua.Â
Bila malam nanti, pelatih tak mengubah komposisi pemain di sektor gelandang serang, dua palang pintu belakang, dan penjaga gawang, maka jangan harap suporter akan dapat mendukung permainan dengan tenang.Â
Rasanya tiga sektor ini benar-benar perlu diberi pelajaran. Ini laga Kualifikasi Piala Dunia, bukan partai kompetisi liga atau sekadar uji coba.Â
Yang perlu duperhatikan lagi, pelatih Simon, telah memberikan dua kado buruk bagi sepak bola nasional. Kado pertama adalah saat ranking FIFA Indonesia harus dikangkangi Malaysia, karena tak cerdas dalam partai FIFA Match Day, saat melawan Yordania dan hanya memanfaatkan event resmi  untuk coba-coba.Â
Kado kedua, lagi-lagi pas bentrok dengan Malaysia, alih-alih dapat membalaskan rasa kecewa rakyat Indonesia, Simon malah memberikan kemenangan laga untuk Malaysia di depan mata publik sepak bola Indonesia.Â
Sepertinya Simon tak pernah memahami kondisi perseteruan Indonesia dan Malaysia dalam segala hal tak terkecuali sepak bola. Bila Simon mau menebus dua kesalahan dan tak dicerca atau didepak dari sepak bola Indonesia, malam nanti jangan berani-berani menurunkan pemain yang berkontribusi membuat Indonesia takluk dari Malaysia.Â
Bahkan publik sepak bola nasional pun telah terlebih dahulu menghujat mereka tak layak ada di barisan pemain Timnas. Kita tunggu, bagaimana upaya Simon menghadapi situasi ini.Â