Mohon tunggu...
Cipto Surya Pramesti
Cipto Surya Pramesti Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

nama saya cipto surya pramesti, saya mempunyai hobi dengan bermain game untuk mengisi waktu luang dan saya merupakan mahasiswa sekaligus pengajar

Selanjutnya

Tutup

Foodie

MANTAAP! Kuliner Sumpil menjadi makanan populer masyarakat di Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap

21 Juli 2024   14:50 Diperbarui: 21 Juli 2024   14:58 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketupat Sumpil merupakan salah satu jenis makanan berupa ketupat atau semacam lontong tradisional dari jawa tengah yang memiliki keunikan tersendiri pada bentuk yang berbeda dari ketupat pada umumnya yang dibungkus memanjang menggunakan daun pisang ataupun ada yang berbentuk persegi dan dibungkus oleh daun kelapa. Namun hal ini berbeda pada ketupat sumpil yang mempunyai bentuk segitiga dan cenderung lebih kecil serta dibungkus oleh daun bambu.

Ketupat ini menjadi ketupat yang yang cukup susah untuk dicari karena merupakan salah satu kuliner tradisional yang hanya banyak ditemukan pada pasar-pasar dan pedagang-pedagang tradisional jawa tengah. Seperti pada pasar tradisional bernama pasar Karang Gendot yang terletak di desa salebu, kecamatan majenang yang menjadi salah satu pasar lokal tradisional yang dapat menarik pengunjung karena keberadaannya yang cukup strategis karena terletak di jalan alternatif dari wanareja dan majenang.

Pada pasar karang gendot terdapat banyak kuliner kuliner tradisional yang masih sangat dilestarikan oleh masyarakat sehingga menjadi daya tarik para pengunjung untuk datang. Tidak hanya ketupat sumpil, kuliner tradisional seperti getuk dan lain-lain kerap ditemukan. Dan tidak hanya pasar karang gendot, masih terdapat pasar majenang itu sendiri dan pasar ceplak yang menjual berbagai kuliner tradisional jawa tengah.

Pasar "ceplak", menurut warga lokal kata "Ceplak" yang berarti mengunyah makanan. Hal ini diartikan dan merujuk pada pasar yang menjual berbagai makanan mulai dari makanan tradisional dan makanan modern. Pasar ini merupakan pasar biasa dan masyarakat menyebutnya pasar Ceplak karena hanya tersedia pada hari minggu, mengingat banyak nya pengunjung yang sering melakukan aktivitas pagi pada hari minggu sehingga pasar ceplak selalu dijadikan sebagai destinasi wisata kuliner tradisional yang diminati warga majenang. Namun kebanyakan kuliner tradisional pada pasar-pasar dan pedagang-pedagang yang tersebar di seluruh majenang hanya tersedia di pagi hari karena minat warga lokal yang sangat tinggi sehingga kuliner tradisional sangat laku di pasaran tradisional dan jarang ditemukan pada siang hingga sore selain pagi hari.

Ketupat sumpil kerap ditemukan juga pada pasar-pasar tradisional dan tentunya mempunyai karakteristik dan rasa bahkan ukuran yang berbeda. Menurut para penjual tradisional yang menjual ketupat sumpil berpendapat bahwa ketupat sumpil bisa direkomendasikan sebagai teman pengganti nasi yang cocok dimakan bersama gorengan dan semacamnya. Dilain sisi ada pun ketupat sumpil yang mempunyai isi seperti tempe, kacang kacangan sejenis kecambah dan sebagainya.

Kuliner yang sangat cocok dijadikan camilan dan makanan untuk sarapan yang bisa mengenyangkan perut walaupun bentuk dan ukuran yang tidak terlalu besar, namun dengan memakan ketupat sumpil yang bisa menjadi teman untuk makan gorengan dapat menambah sensasi tradisional yang sangat khas  bagi yang memakannya. Terutama pada saat dimana masyarakat sedang melakukan aktivitas pagi seperti olahraga pagi dan sebagainya sehingga menjadi daya tarik para pembeli untuk membeli ketupat sumpil karena menjadi alternatif sarapan dan penambah energy stamina pada saat berolahraga.

Dengan berita ini menyampaikan keunikan kuliner tradisional yang sangat diminati dan dilestarikan oleh masyarakat lokal. Oleh karena itu, makanan kuliner tradisional ini menjadi salah satu ciri khas legendaris  yang populer dikalangan masyarakat khususnya di majenang.

semoga bermanfaat dan cintailah makanan tradisional kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun