Mohon tunggu...
Sjahrie Putra
Sjahrie Putra Mohon Tunggu... -

Salam damai...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membaca BBM Dewi Aryani (Kubu Jokowi-Ahok)

27 Agustus 2012   06:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:16 4411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiri ke kanan: Jokowi, Ahok, Dewi Aryani

Politisasi Musibah Ala Kubu Jokowi-Ahok

[caption id="" align="aligncenter" width="355" caption="Kiri ke kanan: Jokowi, Ahok, Dewi Aryani"][/caption]

Sejumlah media massa baik elektronik maupun media cetak dan online secara gencar memberitakan musibah kebakaran yang terjadi disejumlah tempat di Jakarta bertepatan dengan hari libur Idul Fitri dan cuti bersama. Media bahkan secara terang-terangan mengkaitkan musibah kebakaran tersebut dengan kepentingan politik pemilukada DKI menjelang putaran dua. Ada kesan sengaja menggiring opini masyarakat bahwa perkampungan penduduk sengaja dibakar oleh kubu incumbent, tujuannya adalah untuk menarik simpati massa. Karena pasca-kebakaran pasti ada aksi filatropi (memberikan sumbangan, bantuan dana, dll) yang dilakukan oleh pihak incumbent. Bahkan anggota DPR RI Fraksi PDIP Dewi Aryani lewat BBM berantai mengkaitkan kebakaran di Jakarta adalah untuk pengurangan jumlah pendukung Jokowi-Ahok, berdasarka klaim PDIP sejumlah kebakaran tersebut terjadi di lumbung-lumbung suara Jokowi-Ahok. Apa yang disampaikan oleh Dewi Aryani tersebut seolah ingin menyampaikan bila warga masih memilih Jokowi-Ahok maka kedepan rumahnya akan dibakar. Alangkah baiknya kita mencermati dengan akal sehat tuduhan politis yang menyertai peristiwa kebakaran Jakarta tersebut dengan logika yang jernih. 1. Kebakaran pada saat libur Idul Fitri dan saat cuti bersama tidak hanya terjadi pada kali ini saja. Menurut data dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penanggulangan Bencana (PB) DKI Jakarta, selama Ramadhan hingga libur cuti 2010 tercatat 77 kasus kebakaran Jakarta. Kemudian meningkat drastis pada Ramadhan 2011, yaitu sebanyak 203 kebakaran. Sedangkan pada 2012 hingga hari raya Idul Fitri terjadi 139 kejadian. Dinas Damkar menyebutkan 60% peristiwa kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik (arus pendek). Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa kebakaran yang terjadi pada hari raya Idul Fitri telah terjadi dari tahun ke tahun, bukan hanya tahun ini saja. Lalu mengapa tahun lalu tidak seorang politisi PDIP-pun bahkan Jokowi-Ahok yang mengatakan bahwa kebakaran Jakarta sengaja dibuat oleh incumbent? Sebagai warga Jakarta yang berpikir jernih tentu kita merasa sakit hati, mengapa begitu banyak politisi, pengamat politik bahkan media yang sengaja membiaskan isu kebakaran di politisir sedemikian rupa. Ibarat kata, mereka menari-nari, menyebar fitnah diatas penderitaan masyarakat Jakarta yang tertimpa musibah. Dewi Aryani mengatakan bahwa kebakaran Jakarta terjadi secara sistematis, sebarannya merata. Sekedar mengingatkan bahwa pada Mei 1998 Jakarta dibakar oleh sejumlah massa terlatih. Masih segar dalam ingatan warga Jakarta bahwa pelaku pembakaran tersebut dibina oleh seorang Jenderal berinisial PS yang kini menjadi pendukung utama pasangan Jokowi-Ahok. Bisa dikatakan bahwa yang mampu melakukan pembakaran di Jakarta secara sistematis, terpola dan tepat sasaran hanya bisa dilakukan oleh orang terlatih seperti yang dilakukan pada Mei 1998. Atau jangan-jangan memang eks oknum Mei 1998 yang kini pada lebaran 2012 kembali bergerak menyebar terror di Jakarta. Tentunya orang-orang tersebut masih dibina oleh Sang Jenderal PS, karena hidup mereka bergantung dari PS. 2. Mengenai tuduhan kebakaran dilakukan untuk mengurangi jumlah pendukung Jokowi-Ahok, mengingat kebakaran terjadi di lumbung-lumbung suara Jokowi. Disejumlah media bahkan dibuat infografis yang menampilkan peristiwa kebakaran dengan simulasi perolehan suara Jokowi-Ahok dan Fauzi-Nachrowi. Tentu ini merupakan kesalahan berpikir. Bukankah kita tahu bahwa Jokowi-Ahok unggul perolehan suara hampir di semua wilayah DKI Jakarta kecuali di Kepulauan Seribu? Apa artinya, artinya dimanapun kebakaran terjadi di Jakarta maka bisa dipastikan kebakaran tersebut terjadi di daerah dimana Jokowi-Ahok unggul perolehan suara atas Fauzi-Nachrowi. Sungguh aneh beberapa media yang memiliki kredibilitas baik dengan sengaja menggiring opini massa untuk berpikir salah. Dan ternyata isu diatas memang sengaja disebarkan oleh Tim Sukses Jokowi-Ahok, Dewi Aryani bahkan dirinya telah mengakui menyebarkan isu tersebut melalui BBM dan SMS. Sekali lagi, musibah kebakaran yang terjadi di DKI (dan di berbagai daerah) seharusnya menjadi pelajaran, untuk kita sebagai warga, untuk pemerintah. Pemerintah haruslah serius mengurus warganya. Jakarta sebagai ibukota negara belumlah ideal, masih ada setumpuk PR yang harus diselesaikan. Tapi mempolitisir musibah kebakaran yang dialami warga yang dilakukan oleh tim Jokowi-Ahok semoga membuka mata kita bagaimana mereka sengaja secara keji memainkan opini di media untuk mendelegitimasi calon incumbent. Kita sebagai warga juga harus tetap waspada. Karena kelalaian kita bukan hanya berakibat bagi diri kita, tetapi juga untuk orang-orang di sekitar kita. Terlepas dari kerja pemerintah yang belum maksimal, kita sebagai warga harus juga tertib. Agar kejadian-kejadian ini tidak terjadi lagi, tidak ada yang menginginkan musibah, tidak ada yang menginginkan hal buruk. Hal buruk bisa dicegah asalkan ada kesadaran dan pencegahan. Kitalah yang bisa mencegah hal itu terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun