Mohon tunggu...
suryansyah
suryansyah Mohon Tunggu... Editor - siwo pusat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

warga depok paling pinggir, suka menulis apa saja, yang penting bisa bermanfaat untuk orang banyak. Email: suryansyah_sur@yahoo.com, siwopusat2020@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Ibrahim Hamadtou Inspirasi Dunia, Bermain Tenis Meja dengan Bad di Mulut

26 Agustus 2021   09:46 Diperbarui: 26 Agustus 2021   09:45 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibrahim Hamadtou memainkan tenis meja dengan mulut. foto reuters.

SULIT dilukiskan dengan kata. Tapi, Ibrahim Hamadtou telah membius mata. Dia mampu melawan keterbatasan dirinya. Kehilangan kedua tangannya, atlet asal Mesir itu menginspirasi dunia.

Ya penonton Paralimpiade Tokyo 2020 dibuat terpana. Ibrahim Hamadtou bermain tenis meja dengan 'bad' (pemukul) di mulutnya. Saat servis, dia menggunakan kaki. Sesuatu yang mustahil, tapi bisa dilakoninya. Dia pun dijuluki Mr.Impossible!

Ibrahim Hamadtou kehilangan kedua tangannya pada usia sepuluh tahun. Dia korban dari kecelakaan kereta api. Tapi, tak ada kamus menyerah. Hidup dan kehidupan harus terus berjalan. Meski di tengah keterbatasan.

Paralimpiade memang penuh dengan olahragawan inspiratif. Pria maupun wanita. Mereka mengatasi keterbatasan dengan cara yang luar biasa. Para penggemar kagum dengan prestasi Hamadtou di kualifikasi Kelas 6.

Kelas 6 terbuka untuk atlet yang dapat berdiri tetapi memiliki kelemahan pada lengan dan kaki mereka.

Pemain Mesir berusia 47 tahun itu kini memperlihatkan petualangan hebat di Paralympic Games Tokyo 2020. Ibrahim Hamadtou melawan Park Hong-kyu dari Korea Selatan pada Rabu (25/8). Dia menunjukkan keahliannya dengan sangat mengesankan.  

Hamadtou telah mengumpulkan karier yang menakjubkan meskipun kehilangan lengannya dalam kecelakaan kereta api saat masih kecil. Dia mengendalikan 'bad' dengan mulutnya dan mengatur servis dengan kakinya.

Setelah terlebih dahulu menyelipkan 'bad' di bawah lengannya dulu, dia beralih dari kekuatan ke kekuatan saat mengadopsi teknik mulutnya. Hebatnya, dia memenangkan medali perak di Kejuaraan Afrika 2011 dan 2013.

Hamadtou mengukir debut Paralimpiade di Rio, Brasil pada usia 43 tahun. Sekarang 48 tahun, ia mampu bersaing dengan atlet terbaik di kelasnya.

Berbicara kepada CNN pada tahun 2014, Hamadtou menjelaskan sepak bola adalah satu-satunya permainan lain yang bisa dia mainkan setelah kecelakaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun