Mohon tunggu...
suryansyah
suryansyah Mohon Tunggu... Editor - siwo pusat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

warga depok paling pinggir, suka menulis apa saja, yang penting bisa bermanfaat untuk orang banyak. Email: suryansyah_sur@yahoo.com, siwopusat2020@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

PON Papua, Blessing tapi Bisa Bikin Pusing

8 Juni 2021   14:40 Diperbarui: 8 Juni 2021   14:51 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, di awal tahun ini, Enembe jauh lebih lembut. Dia bilang PON Papua tak perlu diragukan. Apalagi pemerintah pusat telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres). Dalam sejarah PON tidak ada Inpres. Luar biasa Papua!

PON 2020 adalah satu kesuksesan dan kebanggaan masyarakat Papua. Harga diri dan martabat dipertaruhkan. Disini kita buktikan kekuatan olahraga dan seni budaya kita. Begitu kata Lukas Enembe berapi-api di hadapan media.

Tapi, lima bulan jelang hari H, Presiden putuskan PON XX digelar tahun 2021. Tak ada yang bisa menolak. Sebaliknya, malah bersyukur. Itu yang diharapkan semua pihak. Pandemi virus corona yang makin menggila tidak memungkinkan segala aktivitas berjalan.

Bila PON tetap dilaksanakan maka nuansa ketergesa-gesaan bakal dominan. Pekerjaan yang dilakukan dengan keterpaksaan niscaya melunturkan tingkat kualitas.

Selain itu, esensi PON adalah mengukur performa pembinaan prestasi di tingkat daerah dalam periode waktu tertentu. Dalam konteks inilah para atlet dipersiapkan dengan jadwal ketat dan target yang terarah.

Persoalannya, tahun 2021, banyak peristiwa olahraga. Jangan lupa Olimpiade Tokyo pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. Belum lagi event lain di Tanah Air, seperti World Beach Games dan peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) pada September.

Konsenkuensinya tentu alokasi anggaran. Implikasi anggaran bukan hanya di daerah tapi juga pusat. Yakni mencakup penuntasan pembangunan infrastruktur penunjang, persiapan, dan pelaksanaan penyelenggaraan. Pun berbagai dinamika yang terkait dengan pembinaan prestasi atlet.

Saat ini berbagai daerah tentu memberi porsi anggaran memadai untuk persiapan PON. Mereka juga harus menghitung ulang anggaran persiapan atletnya. Performa atlet harus dijaga setelah Pelatda dibubarkan. Ongkos Pelatda di rumah pun harus dihitung.

Persoalan paling komplek penyelenggaraan PON Papua 2021 tak kurang dari satu bulan dengan SEA Games di Hanoi Vietnam. Pesta olahraga Asia Tenggara itu digelar 21 November-2 Desember 2021. Mungkinkah atlet yang turun di PON Papua langsung terjun ke SEA Games?

Tentu tidak. Pick performa akan turun. Prestasi atlet bisa hancur. Sulit diharapkan. Bulan November akan masuk periode transisi Pelatnas SEA Games. Ini bisa menjadi dilematis bagi atlet.

Kecuali ada ketentuan bahwa atlet nasional tidak boleh beraksi di PON. Jadi PON murni pembinaan usia muda. Seperti tujuan awal lahirnya PON. Yakni mencari bibit atlet berbakat di setiap cabang olahraga untuk persiapan dalam Asian Games 1951 dan Olimpiade musim panas Helsinki 1952.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun