Tapi, di awal tahun ini, Enembe jauh lebih lembut. Dia bilang PON Papua tak perlu diragukan. Apalagi pemerintah pusat telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres). Dalam sejarah PON tidak ada Inpres. Luar biasa Papua!
PON 2020 adalah satu kesuksesan dan kebanggaan masyarakat Papua. Harga diri dan martabat dipertaruhkan. Disini kita buktikan kekuatan olahraga dan seni budaya kita. Begitu kata Lukas Enembe berapi-api di hadapan media.
Tapi, lima bulan jelang hari H, Presiden putuskan PON XX digelar tahun 2021. Tak ada yang bisa menolak. Sebaliknya, malah bersyukur. Itu yang diharapkan semua pihak. Pandemi virus corona yang makin menggila tidak memungkinkan segala aktivitas berjalan.
Bila PON tetap dilaksanakan maka nuansa ketergesa-gesaan bakal dominan. Pekerjaan yang dilakukan dengan keterpaksaan niscaya melunturkan tingkat kualitas.
Selain itu, esensi PON adalah mengukur performa pembinaan prestasi di tingkat daerah dalam periode waktu tertentu. Dalam konteks inilah para atlet dipersiapkan dengan jadwal ketat dan target yang terarah.
Persoalannya, tahun 2021, banyak peristiwa olahraga. Jangan lupa Olimpiade Tokyo pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. Belum lagi event lain di Tanah Air, seperti World Beach Games dan peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) pada September.
Konsenkuensinya tentu alokasi anggaran. Implikasi anggaran bukan hanya di daerah tapi juga pusat. Yakni mencakup penuntasan pembangunan infrastruktur penunjang, persiapan, dan pelaksanaan penyelenggaraan. Pun berbagai dinamika yang terkait dengan pembinaan prestasi atlet.
Saat ini berbagai daerah tentu memberi porsi anggaran memadai untuk persiapan PON. Mereka juga harus menghitung ulang anggaran persiapan atletnya. Performa atlet harus dijaga setelah Pelatda dibubarkan. Ongkos Pelatda di rumah pun harus dihitung.
Persoalan paling komplek penyelenggaraan PON Papua 2021 tak kurang dari satu bulan dengan SEA Games di Hanoi Vietnam. Pesta olahraga Asia Tenggara itu digelar 21 November-2 Desember 2021. Mungkinkah atlet yang turun di PON Papua langsung terjun ke SEA Games?
Tentu tidak. Pick performa akan turun. Prestasi atlet bisa hancur. Sulit diharapkan. Bulan November akan masuk periode transisi Pelatnas SEA Games. Ini bisa menjadi dilematis bagi atlet.
Kecuali ada ketentuan bahwa atlet nasional tidak boleh beraksi di PON. Jadi PON murni pembinaan usia muda. Seperti tujuan awal lahirnya PON. Yakni mencari bibit atlet berbakat di setiap cabang olahraga untuk persiapan dalam Asian Games 1951 dan Olimpiade musim panas Helsinki 1952.