Mohon tunggu...
suryansyah
suryansyah Mohon Tunggu... Editor - siwo pusat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

warga depok paling pinggir, suka menulis apa saja, yang penting bisa bermanfaat untuk orang banyak. Email: suryansyah_sur@yahoo.com, siwopusat2020@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Kehilangan Satu Testis Tri Tetap Tegar

24 Mei 2021   07:06 Diperbarui: 24 Mei 2021   13:20 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tri Adnyana Adiloka-Perbasi

Sontak, Tri bangkit. Mohon ampun kepada Tuhan. Juga ke semua orang yang sempat dimaki dalam hati. Tri sadar dan akhirnya kembali ke lapangan basket.

"Jika negara memanggil, tinggalkan seua dan hadir serta bela bangsamu. Tanpa alasan. Panggilan negara adalah suara Tuhan yang wajib kita jalankan," ungkap Tri.

Belakangan, saya mendapat kabar Tri kembali dihantam badai. Dia tengah berjuang melawan diabetes. Saya mencari tahu kebenaran berita itu.

"Iya benar," jawab coach timnas basket Fictor Roring membalas pesan whatsapp saya.

Erly Bahtiar memperkuat info tersebut di grup Siwo PWI Pusat. "Ya, infonya bergulir cepat sekali. Jadi kita merespon dengan ide-ide liar," kata Erly yang melakukan penggalangan dana untuk pengobatan mantan pebasket nasional Tri Adnyana Adiloka lewat Jusraga (jurnalis peduli dan suka olahraga).

Alhamdulillah, ketika saya kontak Tri, sudah kembali ke rumah. Dia sempat menginap dua minggu di rumah sakit. Progres luka operasinya cukup baik. Tinggal perawatan rutin. Kontrol gula darah. Semoga bisa kembali normal.

"Ini bagian dari ujian yang harus ita lewati dan nikmati," tutur Tri.

Benar. Sebagai insan olahraga harus siap hadapi risiko. Tri lama diserang diabetes. Persisnya 4 tahun setelah pensiun pada 2004. Belakangan ada luka dan kena infeksi di kaki. Tindakannya: operasi! Untungnya tidak kena jaringan yang membuat risiko amputasi.

Tri tidak menuntut negara memberi bantuan. Dia sadar negara juga diterjang badai krisis. Perang melawan pandemi virus corona.

"Saat jadi pemain nasional dan pelatih, saya sudah mendapat uang saku dan fasilitasnya. Saat dipanggil membela negara. Setelah selasai ya kita kembali ke masyarakat," tuturnya.

Tri tampak tegar. Hatinya tangguh. Setangguh powernya di bawah ring basket. Dia bukan atlet cengeng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun