Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Srikandi (yang Ini) Bukan Titisan Amba

14 Oktober 2015   21:56 Diperbarui: 30 Maret 2019   09:26 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wayang Kulit Srikandi


Srikandi terdiam. Tiba-tiba rasa muak menjalari seluruh syaraf tubuhnya. Anak panah sudah sedari tadi terpasang di busurnya mengarah pada Bhisma yang terluka. Dua bola mata Bhisma menatapnya penuh harap. Menghendaki agar jemari lentik Srikandi melepaskan tali busur segera. Bhisma ingin cepat-cepat melunasi hutang nyawanya kepada Amba, seorang Dewi yang mencintainya, yang tanpa sengaja terhunus panah Bhisma.

Srikandi menatap mata Bhisma sekali lagi. Tiga detik. Lalu ia membuang muka. Dadanya bergetar. Jantungnya bertalu kencang.
Tiba-tiba ia arahkan gendewanya ke langit. Ke Barat Daya.


Dan, 

"Wooooooosssshhhhh......!!"

Anak panahnya melesat cepat ke udara kosong.

Srikandi berbalik.

Meninggalkan Bhisma yang berharap takdirnya akan mati di tangan Srikandi. 

Geraham wanita anggun itu gemeletak. Berlari menjauh ia semampu kakinya membawa. Menuju kudanya yang gagah. 

Tak lama, kuda itu berderap menyisakan kepulan debu di padang Kurusetra.

Srikandi mendesis,
"Aku tak sudi menjadi titisanmu, Amba"

: Bhisma menangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun