Setelah bepergian jauh
ingin segera kupeluk tubuh mungilmu
yang bermata bola
yang berpipi tembem seperti bakpao
yang berbibir mungil merah indah seperti bibirku
yang sudah tak berpampers dan tak mengompol lagi
jemari kecilmu meraihku
dalam pejam
Setelah bepergian jauh
ingin kubenamkan mukaku di ketiakmu
mencari harum wangi senyawa kimia unik aroma yang bagai sidik jari tak ada duanya
mencari ekstasi untuk masuk ke portal buaian
merebahkan tak hanya badan
Setelah bepergian jauh
kanvas di sudut kamar
menantiku jenuh
lukisan tak rampung
sepenggal wajah entahsiapa
biru bersemu merah
biar kusapu warna saga lagi
nanti
nanti saja
Setelah bepergian jauh
serasa bagai setengah dewa turun dari kahyangan berubah jadi manusia biasa
seperti tergeragap bangun dari mimpi sangat indah yang terlampau singkat dan jauh dari nyata
menjejak bumi
tanah berpasir berlumpur
bukan taburan bunga dan mutiara
Setelah bepergian jauh
dimana rumah?
dimana hati?
dimana tempat berlabuh?
dimana senyum tawa hangat renyah?
Setelah bepergian jauh
baru sehenyak duduk
harus sekali lagi pergi
: jauh
Â
Blok M
Di bawah konstruksi jalan layang yang belum selesai.
23-08-2016
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Terinspirasi oleh seorang sahabat, seorang vice president di sebuah perusahaan sekaligus ibu dari putri mungil balita yang tak mau kehilangan momentum kebersamaan mereka; terinspirasi dari kisah kasih anak manusia, dan kisah tentang manusia yang punya caranya sendiri melepas penat. Pergi jauh, punya beragam interpretasi. Bisa jadi ia sebuah escape-session, atau malah keharusan rutin tak henti-henti.