Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Catatan 24 Agustus 2022

4 November 2022   04:40 Diperbarui: 4 November 2022   04:49 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan menuju sumber mata air Grenjeng, Desa Brubuh, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, dipenuhi dengan pemandangan persawahan dan aliran sungai yang penuh dengan bebatuan besar-besar. Wilayah ini terhitung sebagai kaki Gunung Lawu.

Kembali ke alam. Kembali ke "tanah air", sebenar-benar "tanah" dan "air". Menyusuri sungai dari arah hilir menuju hulu. Secara bertingkat, sungai-sungai ini "dibendung" dengan memanfaatkan bebatuan asli ekosistem sungai menjadi cekungan-cekungan/kedung. Menyusuri "galengan" alias pematang sawah lereng perbukitan yang menyajikan konsep terassering, dengan sesekali berjalan di aliran irigasinya.

Ada bagian perjalanan yang lebih nyaman ditempuh dengan melepas alas kaki dan bertelanjang kaki. Membiarkan telapak kaki merasakan kasih sayang Ibu Bhumi. Selalu ada yang terjatuh, terpeleset ke badan air, dan terjerembab ke tanah. Semua itu terbayar ketika sampai di sumber mata air Grenjeng yang super jernih dan debit airnya besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun