kubawakan dua ikat Sedap Malam, Kinasihing Sun
agar wanginya
: meruang di singgasana keabadian
: memerciki setiap jejak langkah kakiku yang telanjang dengan cahaya keilahian
: mewaktu di sudut biru
di relung Gapura Paduraksa ini
satu yang kini ku tahu pasti
bahwa tiada satu pun manusia di alam semesta ini yang bisa kuberikan sedikit kepercayaan untuk sekedar menampung semangkuk kepedihan untuk kubagi
tak seorang pun
bisa menampung perkataan
mengemasnya sebagai bola kristal
utuh terjaga sebagaimana janji
yang telah diucapkan
luka bukan lagi kata benda
ia menjelma menjadi kata kerja
siap melahap apapun saja
bagai bara yang menyala
tetapi langit maha luas
laut menyamudra semesta
maka diam adalah tirakat
jeda adalah upaya menyembuhkan
melupakan adalah tirai yang sudah sewajarnya
kubangun untuk wisesa
pada akhirnya
benar atau salah
adalah tentang sudut pandang semata
dalamnya hati
tiada seorang yang mampu melautkan duga
inilah aku
ada di sebuah gerbang
menuju diriku yang baru
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H