Bau tanah basah. Aspal jalanan terlihat lebih legam. Pavingblock di parkiran yang biasanya abu-abu muda menjadi kelabu tua akibat air yang merembesi pori-porinya. Noda tetes hujan berjejak di badanku. Dedaunan pohon menyisakan butir air di ujung paling pucuknya. H2O yang menggelayut manja itu hanya menunggu gaya gravitasi bumi yang akan memaksanya rebah ke bumi.
Tak bisa melawannya.
Seperti pagi tadi, di tikungan Antasari. Saat tiba-tiba pengendara motor tepat di depan kiri saya terpelanting dan jatuh. Melintang hingga jika saya tak segera menginjak dalam-dalam pedal rem mobil, maka roda belakang motor akan terlindas roda depan kiri saya. Siapa yang bisa menolak untuk "ditempatkan" tepat di koordinat berselisih berapa inci dari kejadian itu?
Gusti Pangeran Taksih Paring Slamet Kawilujengan.
Sasmita hari ini, sing luwih ngati-ati.
istighfar
hamdalah
alfatihah
30 Oktober 2014
Catatan Penulis:
Gusti Pangeran Taksih Paring Slamet Kawilujengan: Tuhan masih memberi keselamatan
sing luwih ngati-ati (bahasa Jawa): lebih berhati-hati lah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H