Musim rambutan.
Senangnya.
Buah tropis yang selalu saya suka sejak kecil, di samping duku dan kesemek.
Saya bisa menghabiskan sendiri buah duku oleh-oleh Bapak dari bepergian saat saya kecil dulu.
Juga Kesemek (yang dengan sangat direlakan oleh anggota keluarga yang lain karena mereka tidak suka buah genit ini), dan rambutan.
Untuk rambutan, saya harus mau bersaing dengan dua adik lelaki saya dan ujungnya kami harus patuh pada keadilan Ibu membaginya.
Aih.
Senangnya mengingat masa kecil dulu.
Meskipun tiap hari buat kami bertiga ada saja bahan untuk berantem, dan membuat Bapak Ibu mengelus dada, tapi kami paham dan mengerti bahwa tali cinta kasih diantara kami bertiga kukuh adanya.
Berboncengan sepeda, saling membelikan kue dan jajanan kesukaan, mengajari PR Matematika, rasa saling kagum dan bangga, meskipun di selepas Maghrib diakhiri dengan saling rebutan majalah Ananda.
Sebagai sebuah keluarga sederhana yang jauh dari kemewahan, kami pun menyukai hal-hal sederhana, di kota kecil kami, Jepara.