Saat itu di Kuta.
Gemini selalu percaya bahwa dialah Si Kegembiraan itu sendiri.Â
Cukup dengan deburan ombak, langit biru, laut tepian barat pulau Bali, payung teduh, ibu-ibu tua pemijat badan yang gak enak mijatnya sama sekali dan hanya karena atas nama cinta kasih sesama kubiarkan tangan sepuhnya memperlakukan betis dan telapak kaki sesukanya, serta ibu penjaja gelang-gelang yang memaksakan kehendaknya semena-mena berjualan gelang, Gemini satu ini menikmati Kuta dengan caranya.Â
Kuta yang hanya disinggahi sekejap mata.Â
Mendarat di kamar hotel tengah malam, beraktivitas seharian siang-malam dan berkemas esok harinya jam sebelas.Â
Maka selepas sarapan adalah saatnya bersendal jepit menyusuri pasir putih dan membiarkan kaki basah disapa ombak.
Bahagianya ketika bisa tertawa lepas.
11 Maret 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H