Mohon tunggu...
Siwi W. Hadiprajitno
Siwi W. Hadiprajitno Mohon Tunggu... Freelancer - Pewarta Penjaga Heritage Nusantara.

Energy can neither be created nor destroyed; rather, it can only be transformed or transferred from one form to another.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kebaya Merah

19 Januari 2021   06:31 Diperbarui: 19 Januari 2021   06:58 3627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kebaya Merah (IDN.Times)

Hari ini aku berkebaya.
Kemarin, aku tulis puisi berjudul Kebaya.
dan esok, waktunya #selasaberkebaya.

Merah kebayaku, semerah saga.
Merah kerudungku, berpadu hitam dan putih, lambang tiga bawana, bermotif ukir rumah Samosir.

Kebayaku kutu baru.
Lima kancingnya: seperti cabang bintang yang menemaniku menemukan arah hembusan angin sejuk pertanda jalan yang lempang
Angkin batik di tengah-tengah, serupa tameng atas segala goda yang membisikiku terus dengan bujukan untuk menyerah. Meski harus kulalui sendiri, aku tak mau goyah.

Hari ini aku berkebaya.
Nanti juga aku berkebaya.
Senada warnanya dengan brokat putih kerudung yang jadi pelindung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun