Bukankah itu Cinta yang menggerakkan dua anak manusia untuk berpeluk di dunia maya?
Bukankah itu Cinta yang membiarkan mereka berdua menikmati hangatnya butir-butir air mata menuruni hidung dan pipinya?
Bukankah itu Cinta yang membiarkan dua hati saling membaca, saling merasa, dan tergetar dawainya?
Dua hati yang terpisah jarak. Nyaris tak pernah bertemu di dunia nyata.
Adalah gelombang-gelombang elektromagnetis yang berlalu lalang. Â Dua yang frekuensinya sama saling terpancar dan tertangkap. Saling tergetar.
Nada dan bunyi tercipta.
Sebuah energi yang tak ternyana besarnya:
Mampu menembus mimpi menjadi nyata. Mampu meruntuhkan ego setinggi Himalaya. Mampu menerbitkan air mata hanya dari dua kata: mbrebes mili, misalnya. Mampu membawa kembali ingatan tentang betapa lembutnya Sang Maha Pencipta. Mampu menggerakkan hati dan bibir untuk berdzikir:
Ya Lathief,Â
Ya Lathief....
Ditulis ulang pada 17 Januari 2021 dari tulisan menjelang Subuh
13 Juli 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H