Berdenyar. Di dada. Panjang. Dan perih.
Pernah kau rasakan itu, Sahabatku?
Ketika esok begitu nyata namun kau merasa tak sanggup melaluinya?
Bibirmu, sorot matamu, harus sembilan puluh sembilan persen berikan senyuman terindah.
Benakmu, harus secemerlang gemintang tercerah.
Namun hatimu?
Ya hatimu.
Hanya lamat-lamat terlihat.
Ia mengigil. Diam dan dingin.
: Beku.
(Daur ulang naskah lama: 9 Mei 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!