Bisakah kita seikhlas Bambang Ekalaya yang rela dipotong ibu jarinya karena guru pujaannya memintakan hal itu agar satu-satunya pemanah terhebat adalah Arjuna?
Bisakah kita seikhlas Sang Palgunadi itu, merelakan segala ilmu dan kemampuan dan talenta tentang memanah bahkan tanpa melalui 'pendidikan formal' di bawah asuhan langsung Resi Durna melainkan justru membuat patung Sang Resi demi kebisaan memanah yang mumpuni dan pupus begitu saja saat ibu jari terpotong?
Bisakah kita seikhlas Bambang Ekalaya yang setelah ditolak jadi murid Resi Durna justru membuat patung Sang Resi untuk ditatap setiap kali belajar memanah sendiri?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI