Mohon tunggu...
Siwi Sang
Siwi Sang Mohon Tunggu... Jurnalis - Pegiat Literasi Desa

Pengelola TBM Umahbukumayuhmaca, penulis buku tafsir sejarah GIRINDRA Pararaja Tumapel Majapahit, dan Pegiat Literasi Desa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Reyog Kendang Sebagai Ikon Seni Budaya Tulungagung

7 November 2014   03:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:25 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Reyog Kendang merupakan satu seni tradisi khas Tulungagung yang terus digadang gadang naik pamor menjadi ikon seni budaya kabupaten di lembah selatan gunung wilis ini.

Pada tahun 2010, Direktorat Jenderal Hukum RI telah mengeluarkan keputusan bahwa Reyog Kendang adalah seni tradisi milik pemerintah kabupaten Tulungagung.Reyog Kendang telah mendapat HAKI dengan nama resmi Reyog Kendang Tulungagung.

[caption id="attachment_333561" align="aligncenter" width="300" caption="Latihan Reyog Kendang Tulungagung di Rumah Budaya Sangtakasta, dusun Soko, desa Tugu, kecamatan Sendang, Tulungagung lereng gunung Wilis"][/caption]

Akan tetapi, menurut Endin Didik Handoko seniman seni tradisi sekaligus pengelola Rumah Budaya Sangtakasta, sampai sekarang HAKI Reyog Kendang Tulungagung seakan ditidurkan, tidak gencar sosialisasi yang dilakukan pihak pemerintah.

[caption id="attachment_333558" align="aligncenter" width="300" caption="Reyog Kendang Tulungagung tampil dalam upacara Siraman Barongan lereng Wilis"]

1415280369529930949
1415280369529930949
[/caption]

Selain itu, upaya kajian dan penulisan seni tradisi khususnya Reyog Kendang Tulungagung yang didokumentasikan dalam bentuk buku juga belum gencar.

"Kita terlalu hanyut menguri uri seni budaya tradisi, tetapi melalaikan bagaimana segala peninggalan seni budaya tradisi itu dituang dalam bentuk buku. Dan sampai sekarang, buku tentang Reyog Kendang Tulungagung belum ada," kata Endin.

Melihat betapa pentingnya pendokumentasian kearifan lokal dalam bentuk buku, Rumah Budaya Sangtakasta sudah menyiapkan draf buku tentang Reyog Kendang Tulungagung yang ditulis oleh Siwi Sang. Hanya ia merasa masih membutuhkan tambahan reverensi dari beberapa ahli sebelum buku itu diterbitkan.

Sebagai upaya menyosialisasikan HAKI Reyog Kendang dan menyaring beberapa reverensi tambahan untuk penyusunan buku Reyog Kendang Tulungagung, Rumah Budaya Sangtakasta kerjasama dengan Dinas Pendidikan Tulungagung, siap menggelar sarasehan seni tradisi Reyog Kendang Tulungagung pada 12 Nopember 2014, bertempat di gedung Arsip dan Dokumentasi Tulungagung.

Sarasehan Reyog Kendang yang baru pertama diadakan di Tulungagung itu akan menghadirkan beberapa narasumber antaralain Gasman Gazali dari Dewan Kesenian Jawatimur, Haris Daryono Alihaji penulis buku Serpihan Sejarah Tulungagung, Profesor Aminuddin Kasdi gurubesar sejarah UNESA, Untung Mulyono seniman Tulungagung dan dosen Etnomusikologi ISI Yogyakarta, serta Siwi Sang penulis buku Girindra Pararaja Tumapel Majapahit.

Rencananya sarasehan akan dihadiri oleh 150 guru Sekolah Dasar, ditambah beberapa seniman seni tradisi Tulungagung, dan perwakilan dari Dewan Kesenian Jawatimur.

Sarasehan ini rencananya akan dibuka resmi oleh Maryoto Birowo, wakil bupati Tulungagung.

[caption id="attachment_333567" align="aligncenter" width="300" caption="Untung Mulyono seniman Tulungagung sekaligus dosen ISI Yogyakarta sedang melatih Reyog Kendang di padepokannya, Batangsaren Tulungagung."]

1415281165168550808
1415281165168550808
[/caption]

"InsyaAlloh, setelah sarasehan, buku Reyog Kendang Tulungagung yang ditulis Siwi Sang akan diterbitkan Rumah Budaya Sangtakasta. Semoga dapat terlaksana dalam tahun ini. Adapun pendistribusiannya nanti akan kerjasama dengan Dinas Pendidikan Tulungagung," ungkap Endin Didik.

Dengan adanya sarasehan tentang seni tradisi Reyog Kendang, Endin Didik berharap kepada pemerintah daerah Tulungagung untuk dapat segera memfasilitasi ragam penulisan kearifan lokal seperti Reyog Kendang Tulungagung yang sudah dirintis Rumah Budaya Sangtakasta.

Ia juga memiliki harapan besar kepada pemerintah daerah Tulungagung serta masyarakat untuk gencar mengangkat Reyog Kendang sebagai ikon seni budaya Tulungagung.

"Tulungagung butuh identitas budaya. Dan Reyog Kendang merupakan satu seni tradisi milik Tulungagung yang sangat khas dan layak untuk menjadi kebanggaan Tulungagung," kata Endin Didik siang tadi, 06/11.

[caption id="attachment_333557" align="aligncenter" width="300" caption="Endin Didik Handoko pengelola Rumah Budaya Sangtakasta dusun Soko, Tugu, Sendang, Tulungagung"]

14152802481023624697
14152802481023624697
[/caption]

[caption id="attachment_333568" align="aligncenter" width="300" caption="Endin Didik Handoko bercelana coklat sedang memandu latihan Reyog Kendang"]

14152812921914392760
14152812921914392760
[/caption]

[caption id="attachment_333573" align="aligncenter" width="300" caption="malam latihan Reyog Kendang Tulungagung di Rumah Budaya Sangtakasta"]

1415281461123166866
1415281461123166866
[/caption]

[caption id="attachment_333575" align="aligncenter" width="300" caption="Reyog Kendang Tulungagung dari Rumah Budaya Sangtakasta menyambut rombongan tamu ISI Yogya"]

1415281533760876586
1415281533760876586
[/caption]

______

Siwi Sang-Jurnalis Warga Tulungagung, Komite Tradisi Dewan Kesenian Tulungagung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun