Mohon tunggu...
Siwi Annisa
Siwi Annisa Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru Bahasa Indonesia yang tinggal di pelosok negeri-Sambas, Kalimantan Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Relevansi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara, Montessori, dan Pendidikan Fitrah dalam Dunia Pendidikan

1 September 2023   12:11 Diperbarui: 1 September 2023   12:32 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan memiliki banyak definisi menurut para ahli. Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara (1961: 20) adalah sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan menurut Maria Montessori adalah bantuan aktif yang diberikan kepada seorang anak agar ia bisa mencapai tingkat perkembangan yang normal. (Hernawaty, 2015:15). 

Menurut Ust. Harry Santosa founder Fitrah Base Education, tujuan pendidikan perlu diselaraskan dengan tujuan penciptaan yang Allah hendaki dalam Kitabullah, yaitu menjadi khalifah yang membuat damai, membuat alam lestari, menjadi imaroh yang memakmurkan bumi, emnjadi imam yang memimpin orang untuk tunduk pada pada panggilan-Nya dan melakukan ibadah kepada-Nya (2018: 32).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dalam bidang pendidikan memiliki kesamaan yaitu pada tujuan pendidikan. Akan tetapi, dalam skala tujuan juga memiliki beberapa perbedaan. Ki Hadjar Dewantara memandang tujuan pendidikan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai seorang individu maupun dalam kemasyarakatan. Mengapa terjadi demikian? Karena banyak orang yang berhasil menjadi individu namun tak bahagia dalam bermasyarakat. Hal itu dapat disimpulkan bahwa ada sesuatu hal dalam proses pendidikan yang terputus apabila manusia gagal dalam bermasyarakat.

Sebagai seorang ahli pendidikan dalam dunia anak usia dini, Maria Montessori merumuskan tujuan agar anak dapat berkembang dengan normal, sebagaimana seharusnya manusia dalam berkehidupan. Ust. Harry Santosa memandang bahwa tujuan pendidikan sangat kompleks. Namun, dibukunya Fitrah Base Education begitu terang ia menjelaskan bahwa tujuan pendidikan harus selaras dengan tujuan penciptaan.

Ki Hadjar Dewantara, sebelum membangun Taman Siswa lebih dikenal dengan nama Suwardi Suryoningrat. Ia hidup pada zaman Belanda dan beberapa kali diasingkan karena memberontak pada pemerintahan Belanda. Pada suatu masa, ia diasingkan ke Belanda bersama istrinya. Suwardi dalam pengasingannya di Belanda mendalami pendidikan dan pengajaran dari para ahli pendidikan.

Ia pun berkenalan dengan salah seorang ahli pendidikan dari Italia, yaitu Maria Montessori. Pendidikan Montessori berdasarkan prinsip adanya kebebasan dan spontanitas untuk mendapatkan kemerdekaan seluas-luasnya (Djaja, 2019: 26-27). Berdasarkan paparan di atas, ketika mendidrikan Taman Siswa bahwa sebenarnya Ki Hadjar Dewantara telah belajar konsep pendidikan dan mengadaptasi konsep pendidikan Maria Montessori. Namun, Ki Hadjar Dewantara telah menyesuaikan dengan kondisi alam dan sosial di Indonesia.

Penekanan pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara, Maria Montessori, dan Ust. Harry Santosa tentang konsep pendidikan dijabarkan sebagai berikut.

  • Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya pendidikan yang holistik, yang mencakup aspek akademis, karakter, dan keterampilan hidup. Ia percaya bahwa pendidikan sejati adalah pendidikan yang memperhatikan "ruh," "jiwa," dan "tubuh" anak. Pendekatan ini sejalan dengan pendekatan Montessori yang mengedepankan pembelajaran holistik dan pengembangan seluruh aspek anak, bukan hanya aspek intelektual.
  • Metode Montessori menitikberatkan pada pembelajaran mandiri dan eksplorasi aktif anak dalam lingkungan yang disiapkan dengan cermat. Anak diberi kebebasan untuk memilih aktivitas yang menarik minat mereka, memungkinkan mereka untuk mengembangkan kreativitas, kemandirian, dan kemampuan mengambil inisiatif. Pendekatan ini serupa dengan konsep pembelajaran yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara, di mana anak diberi ruang untuk mengembangkan potensi unik mereka.
  • Pendidikan berbasis fitrah mengakui keberadaan hakiki dan kodrat yang ada pada setiap individu. Konsep ini sangat relevan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa setiap anak memiliki kodrat masing-masing, dan pemikiran Maria Montessori bahwa setiap anak itu unik dan memiliki periode sesitif terhadap suatu ilmu. Pemahaman tentang fitrah membantu anak memahami esensi diri mereka, menghormati nilai-nilai dasar manusia, dan membentuk karakter yang sesuai dengan kodrat yang diberikan oleh Sang Pencipta. Konsep ini melengkapi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan metode Montessori dalam memandang anak sebagai individu yang memiliki hak dan potensi masing-masing.

Ketiga paradigma ini sangat relevan dalam pendidikan anak. Pendekatan holistik dan nilai-nilai karakter dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara, kombinasi dengan pendekatan mandiri dan eksploratif dari metode Montessori, serta pemahaman fitrah dari pendidikan berbasis fitrah, secara bersama-sama membentuk pendidikan yang mendorong pertumbuhan fisik, emosional, intelektual, dan spiritual anak.

Relevansi antara pemikiran Ki Hadjar Dewantara, metode Montessori, dan pendidikan berbasis fitrah membuka peluang besar untuk mengembangkan pendidikan anak yang berdaya, kreatif, dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang diri dan lingkungan. Dalam upaya membentuk generasi yang unggul, pendidik dan orang tua dapat mengambil manfaat dari ketiga paradigma ini untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang memadukan nilai-nilai luhur, pengembangan kemandirian, dan pemahaman fitrah yang mendalam pada setiap anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun