Mohon tunggu...
Siwi Subiantoro
Siwi Subiantoro Mohon Tunggu... -

Menulis tidak hanya sekedar menuangkan ide tapi juga menyalurkan emosi (energi in motion) yang harus terus dialirkan agar tidak menjadi stres yang akan menjadi penyakit dan berujung pada kematian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Reshuffle Seperti Ganti Ban Mobil

15 Oktober 2011   13:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:55 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Publik tak henti-hentinya menyoroti berbagai issue yang sedang happening di Indonesia. Happening? Seperti fashion saja atau konser dari group band yang sedang menjadi ulat a.k.a naik daun. Yah, mungkin bisa dibilang begitu karena mata publik sedang mengarah ke beberapa issue. Satu saja yang berkaitan dengan foto yang saya ambil siang ini. Mendapati mobil yang sedang berhenti karena ban bocor. Tak pikir panjang saya langsung ambil kamera dan mengabadikan moment tersebut. Bukan moment special karena ban bocor sangat jamak terjadi. Tapi yang menarik adalah kondisi ban mobil bocor ini ko’ mirip ya dengan reshuffle kabinet yang sedang menjadi sorotan publik sekarang.

Kalau bisa dianalogikan seperti ini. Mobil Indonesia yang sedang mengangkut penumpang rakyat Indonesia, menjadikan pak supir sebagai presiden untuk sampai ke tujuan tertentu. Sebagian penumpang tahu persis tujuannya, sebagian lagi tahu yang dituju tapi tak tahu jalannya yang penting sampe, dan sebagian lagi ikut saja. Agar mobil bisa berjalan dan sampai di tujuan dengan selamat perlulah onderdil termasuk ban dalam kondisi prima. Selayaknya yang dipakai adalah stansard terbaik agar dapat segera sampai ke tujuan dengan selamat. Tapi sayang, pak supir tidak mengecek secara detil kelayakan kendaraan mulai dari bensin hingga ban sebelum memulai perjalanan. Di tengah perjalanan, terjadilah ban kempes karena terdapat kebocoran di ban tersebut yang menyebabkan ban harus di reshuffle. Tentu saja sebagai supir yang baik pasti menyediakan ban serep. Tapi yang jadi masalah adalah supir itu tidak terlalu yakin akan kondisi ban serep yang dipasang. Yang dia yakin adalah dia harus membawa mobil beserta penumpangnya menuju arah yang sedang dituju. Ketidakyakinan supir rupanya terbaca oleh para penumpang. Akhirnya para penumpang menanggapi dengan berbagai cara. Ada yang mengkritisi, ada yang cuma mengeluh dalam hati, ada yang sibuk berdoa supaya ban serepnya berfungsi dengan baik, ada pula yang tak peduli yang penting sampai. Berkutatlah pak supir untuk menggati ban yang bermasalah. Perjalan dilanjutkan.

Ternyata problem supir belum berhenti di masalah reshuffle ban. Di tengah jalan, bertemulah petugas yang sedang melakukan operasi. Mobilpun dihentikan, sang petugas mengatakan bahwa dia sedang melakukan operasi dan meminta kerjasama dari sang supir. Sang petugas memperhatikan kelayakan mobil juga kelengkapan surat-surat. Sang supir tidak terlalu yakin dengan kondisi mobilnya. Penumpang gelisah dan kembali gonjang ganjing. Di antara penumpang ada menganjurkan untuk menngambil jalan pintas, sementara sebagian lagi menyarankan untuk mengikuti prosedur. entah keputusan yang mana yang akan diambil oleh sang supir. Akhirnya sang supir diminta turun untuk menjelaskan kondisi yang terjadi. Negosiasi supir dan petugas telah berjalan lancar dan mobil pun bisa melanjutkan perjalanan. Entah seperti apa negosiasi berlangsung dan saran yang mana yang diambil oleh sang supir tapi yang terjadi selanjutnya adalah mobil kembali melanjutkan perjalanan dan masih banyak cerita di depan sana nanti…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun