Musim hujan di Indonesia biasanya dimulai di bulan-bulan terakhir di setiap tahun, seperti November atau Desember. Namun, khusus di daerah saya, yaitu Kebon Jeruk Jakarta Barat, curah hujan di bulan Desember 2020 kemarin justru tidak seperti biasanya. Dalam artian, hujan justru jarang turun di bulan tersebut. Lebih sering hanya langitnya yang mendung. Kalau pun akhirnya hujan, berlangsungnya tidak lama.
"Tren" curah hujan seperti ini masih berlanjut sampai awal tahun 2021. Sejak memasuki bulan pertama di tahun yang baru, baru tanggal 5 ini hujan turun dengan cukup lebat. Tetapi, itu pun hanya berlangsung selama satu jam. Kondisi ini bisa dibilang tidak biasa, karena berbeda dengan kondisi di tahun-tahun sebelumnya.
Walaupun di daerah saya tidak sering hujan, dan karena sudah memasuki musim penghujan, saya tetap melakukan segala persiapan sebelum beraktivitas di luar rumah. Berikut hal-hal yang biasanya saya persiapkan agar aktivitas saya di luar saat musim hujan tidak terganggu.
Sandal jepit. Air hujan sering kali membuat jalanan jadi becek dan ada genangan di mana-mana. Agar sepatu tetap bersih, saya biasanya keluar rumah dengan bersandal jepit. Sementara sepatu saya dibungkus kantong kain khusus sepatu dan dimasukkan ke dalam tas. Sandal jepit ini juga bisa diganti dengan sandal lain yang terbuat dari karet.
Tisu basah dan handuk tipis. Kedua hal ini selalu ada di dalam tas saya, terlebih lagi di musim hujan. Tisu basah berguna untuk membersihkan cipratan genangan air yang menempel di kulit saya atau pada celana atau baju saya. Apalagi kalau di tempat tujuan saya tidak ada akses ke toilet. Apabila ada tempat cuci kaki dan tangan di tempat tujuan saya, giliran handuk tipislah yang akan saya pakai untuk mengeringkan bagian tubuh yang basah setelah dicuci.
Baju ganti. Seperti halnya sandal jepit yang berguna sebagai pengganti sepatu selama perjalanan, baju ganti sering saya siapkan di dalam tas. Sekadar untuk berjaga-jaga seandainya baju yang sedang saya pakai terlalu basah terkena cipratan hujan atau genangan air, sehingga kurang layak untuk dipakai terus sepanjang hari.
Jas hujan. Di saat malas membawa baju ganti, saya menggantinya dengan membawa jas hujan tipis. Tidak hanya untuk para pengendara motor, jas hujan pun bisa bermanfaat bagi mereka yang lebih sering memakai jasa transportasi umum dan berjalan kaki, seperti saya ini. Dengan berjas hujan, baju dan celana saya akan tetap bersih setibanya di tempat tujuan.
Jaket atau sweter tipis atau syal. Biasanya saya membawa salah satunya untuk berjaga-jaga kalau udara di luar menjadi dingin. Bermanfaat juga kalau saat di dalam ruangan, udara dari pendingin ruangan terasa lebih dingin dari biasanya akibat turunnya hujan.
Itulah barang-barang yang sebisa mungkin saya bawa di dalam tas saat harus beraktivitas di luar rumah.
Namun, di saat pandemi ini ketika banyak orang lebih sering beraktivitas di rumah karena menjalani kebijakan #bekerjadirumah dan #belajardirumah, menurut saya ada satu hal lain yang sama pentingnya untuk kita lakukan agar aktivitas kita di dalam rumah tidak terganggu. Yaitu mengecek kondisi genteng rumah apakah aman dan tidak ada yang bocor. Karena akan sangat mengganggu apabila di tengah kita beraktivitas, perhatian kita teralihkan dengan mengurus bagian atap yang bocor.
Nah, begitulah kebiasaan saya dalam mempersiapkan diri untuk beraktivitas di luar rumah di kala musim penghujan. Mungkin Anda punya kebiasaan lain, dengan membawa barang-barang lain yang tidak biasa saya bawa. Apa pun itu, Â dan bagaimana pun kondisi curah hujannya di daerah kita masing-masing, jangan biarkan hujan mengurangi semangat kita apabila kita memang harus berkegiatan di luar rumah. Â