Mohon tunggu...
Nawa
Nawa Mohon Tunggu... Freelancer - time watcher

Banyak baca sedikit menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Susah Cari Kerja, Apa Pilah-pilih?

16 Mei 2017   20:46 Diperbarui: 16 Mei 2017   20:57 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angka pengangguran yang ber digit akan selalu melekat bertambah atau berkurang di Negeri ini. Namun juga disetiap tempat bahkan di Negara maju sekalipun didunia. Bedanya di beberapa Negara maju seperti kita tahu, Negara seperti Finlandia yang membayar mahal warganya yang penggangguran (tunjangan) seniali 7,8 Sebulan,  Amerika, Australia dan Negara Maju lainnya.

                Tidak perlu kuuraikan data dan bla-bla lengkap tentang berapa angka penggangguran terbuka, berapa angkatan kerja saat ini di Indonesia. Karena pembaca yang budiman adalah orang yang pandai dengan berbagai teknologi informasi dan media yang super cepat saat ini. Di website resmi BPS sudah terpampang jelas.

                Kupikir negeri ini suatu saat akan maju, tanpa harus memberikan insentif bagi para pengangguran, seperti negara-negara tersebut optimis saja hihihi. Penduduk negeri ini sudah pandai dan cerdas dalam memilah dan memilih sampai- sampai pekerjaan pun masih dipilih yang paling sreg dan sesuai kata hatinya. Meskipun dia sendiri sedang menganggur tanpa pekerjaan. Terlebih lagi dengan jumlah penduduk yang begitu besar plus negeri ini memiliki bonus demografi yang seimbang.

                Beberapa fenomena yang merarik diamati saat ini yaitu adanya gairah yang begitu besar dari kalangan kawula muda untuk merintis wirausaha baik konvensional maupun online, bisnis, start up dan semacamnya. Namun uniknya di setiap event Job Fair dan hiring perusahaan. Kita akan selalu menemukan kerumunan yang tidak ada habisnya dari para pencari kerja yang tergolong muda tersebut.

                Yang Menjadi Pertanyaan besar. Banyak mana kawula muda wirausaha, pekerja formal atau penganggur terbuka?. Jawab sendiri hihi. Yang pasti kita harus selalu optimis karena bagaimanapun generasi muda-muda negeri ini yang akan menjadi penopang dimasa depan. Dan banyak sekali kisah para pemuda dari Indonesia yang mendapat pengakuan baik domestik atau Internasional atas prestasinya, kreatifitas serta  karya-karyanya. Jadi lebih optimis kan.

kompasiana-1b-591b01e64ff9fdd552c49e23.jpg
kompasiana-1b-591b01e64ff9fdd552c49e23.jpg
                Tapi sedikit miris juga kalau ada beberapa rekan yang curhat, karena begitu susah kesana- kemari kelimpungan gak dapet juga kerjaan padahal Sarjana lulusan S1. Ternyata aku juga pernah ngalamin hal serupa. Makanya sama temen yang lagi nganggur gak bisa sembarangan ngasih masukan. Salah-salah bisa dikritik balik. Ya, setidaknya pernah ngalamin dan merasakannya.

                Memang ada kualifikasi tertentu ketika kita mendaftar ke suatu perusahaan tertentu, namun ketika semua prasyarat telah terpenuhi atau istilahnya lolos administrasi. Selanjutnya kepiawaian si bersangkutan sendiri yang bermain. Apakah keahlian yang ditulis di resume sesuai dengan kenyataanya. Serta kecakapan ketika diwawancara oleh employer.

                As far as I feel, yang pernah kualami juga beberapa orang kawan. Ada yang bahkan punya prinsip “jaring ikan”. Pokonya semua perusahaan yang boka lowongan daftar nah kalo salah satunya tembus, nah itulah rejeki ku, “kata salah seorang kawan’.

                Punya motto dan pegangan hidup masih mending. Nah ini yang terakhir paling parah. Jadi belum mau daftar kalo  perusahaan, kantor, atau instansi yang dia inginkan belum membuka recruitment pegawai baru. Walhasil yah, sehabis lulus kuliah malah bingung kesana-kemari. Katanya susah cari info loker, inilah- itulah kualifikasi yang susah dipenuhi untuk fresh graduate dan segepok bla-bla. Beserta Alibi lainya. Meskipun masih ada juga, yang penting dapet kerja dulu apalah, buat batu loncat.

                Memang seperti efek domino dimana Negeri ini Perguruan-perguruan tingginya mencetak puluhan danratusan ribu civitas akademik setiap tahunnya. Dan pendidikan tinggi tersebut sebagaimana kita yang pernah ngalamin sisi kognitif begitu dominan bermain.

                Maksudnya adalah angka-angka di raport yang masih di Dewa kan semenjak dahulu. Padahal di dunia kerja yang di tanya employer adalah. Ceritakan dirimu.. kamu bisa apa??..

                 Nah, semoga bisa menjadi pembelajaran kita bersama

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun