Apa Itu Candi ?
candi mempunyai banyak fungsi yang berkaitan dengan keagamaan khususnya untuk agama Hindu-Buddha, serta ada kaitannya dengan sejarah kerajaan Hindu-Buddha.
 Candi secara etimologis berasal dari kata Candikagra yang memiliki makna sebagai candika yaitu sebutan yang digunakan untuk Dewi Durga atau Dewi Maut. Pada umumnyaBeberapa diantaranya yakni   berfungsi untuk tempat beribadah, tempat pendharmaan, tempat petirtaan, dan tempat pengajaran suatu agama. Sedangkan candi memiliki struktur tersendiri yang terdiri dari tiga bagian (triloka) antara lain: kaki candi (bhurloka) perlambangan dari alam bawah atau alam dunia manusia; badan candi (bhuahloka) perlambangan dari alam antara yang berarti alam manusia yang tidak lagi terikat dengan duniawi; atap candi (shuahloka) perlambangan alam atas yakni alam para dewa.Â
Suatu kerajaan akan membangun beberapa candi sebagai rasa syukur, maka dari itu di Indonesia banyak sekali peninggalan-peninggalan budaya yang bisa kita jadikan bukti sejarah. Salah satu peninggalan tersebut adalah Candi Singosari yang bertempat di Kelurahan Candi Renggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.
Sejarah Candi Singosari
Pada tahun 1803 Candi Singosari berhasil ditemukan oleh orang Belanda yang bernama Nicolaus Engelhard. Kemudian candi tersebut hanya satu kali mendapat pemugaran yang dilakukan oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda pada tahun 1934-1937. Candi Singosari ini dibangun untuk tempat pendharmaan raja terakhir kerajaan Singosari yaitu Raja Kertanegara sebagai bentuk persembahan dan penghormatan dan rasa syukur. Raja Kertanegara juga dijuluki Siwa-Buddha, maka dari itu Candi Singosari ini bercorak Hindu-Buddha.
Ciri-Ciri Candi Singosari
Bangunan candi tersebut terletak ditengah permukiman yang memiliki luas sekitar 8 hektar. Seluruh bangunan candi terbuat dari batu yang menghadap kearah barat. Candi Singosari berdiri di tengah-tengah halaman yang jika dilihat dari luar, dengan tubuh candi berdiri diatas kaki candi setinggi 1,5 m tanpa relief atau hiasan. Pada pintu masuk candi terdapat beberapa tangga yang juga tidak memiliki pahatan atau relief. Tetapi diatas ambang pintu terdapat kepala Kala yang sederhana.Â
Jika dilihat dari luar, candi tersebut seperti memiliki dua lantai, namun ternyata bagian bawah atap candi terdapat persegi yang sama bentuknya dengan bagian bawah candi tetapi tidak terdapat relung. Sehingga dibawah atap candi juga terdapat bangunan seperti pintu masuk yang juga diambangnya terdapat pahatan kepala Kala dengan detail yang lebih sulit dari kepala Kala yang ada di ambang pintu masuk dibawah. Puncak candi tersebut berbentuk meru bersusun yang dimana semakin keatas bangunannya semakin mengecil.
Sedangkan di sisi samping candi terdapat relung yang digunakan untuk menyimpan arca. Sayangnya banyak arca-arca yang hilang atau rusak. Maka dari itu, arca-arca tersebut dijajarkan disebelah kiri pintu masuk halaman candi.