Mohon tunggu...
Siva Allysha Prasanti
Siva Allysha Prasanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

medstud'21

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Urgensi Hari Lingkungan Hidup Sedunia

5 Juni 2022   23:31 Diperbarui: 5 Juni 2022   23:36 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Isu lingkungan selalu menjadi salah satu topik perbincangan hangat sejak dahulu. Artinya, permasalahan lingkungan memang masih banyak terjadi & masih sangat membutuhkan perhatian yang serius. Hal ini juga menunjukkan betapa pentingnya lingkungan sebagai salah satu pilar utama dalam kehidupan. Lingkungan berhubungan erat dengan berbagai aspek kehidupan, mulai dari kesehatan hingga dinamika dan keseimbangan antar individu dan makhluk hidup.

Sejak tahun 1974, setiap tahunnya tanggal 5 Juni senantiasa diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesadaran dan kebersihan lingkungan. Harapannya, dengan ini kita dapat menemukan solusi terhadap berbagai permasalahan lingkungan yang sedang terjadi.

United Nations telah mengklasifikasikan beberapa permasalahan utama terkait dengan lingkungan. Saat ini, suhu lingkungan dan kondisi iklim berubah secara drastis, hingga manusia dan alam tidak memiliki waktu yang cukup untuk beradaptasi dengan optimal. Banyak flora dan fauna yang mulai kehilangan habitat tempat tinggal. Akibatnya, diperkirakan 1 juta spesies makhluk hidup sedang terancam punah. Selain itu, polusi juga menjadi ancaman serius bagi ekosistem udara, tanah, dan air.

Gambaran mengenai kondisi lingkungan hidup Indonesia periode 2014-2019 dapat ditemukan dalam buku Status Lingkungan Hidup Indonesia 2020 yang diterbitkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Buku tersebut memberikan kondisi riil lingkungan hidup di Indonesia yang ditinjau dari beberapa aspek, mulai dari tata guna lahan, sumber daya dan pencemaran air, hingga kualitas udara.

Problematika lingkungan salah satunya sedang terjadi pada aspek tata guna lahan serta sumber daya air. Pada tahun 2014-2019, luas lahan hutan di Indonesia mengalami penurunan dari 95,7 hektar menjadi 94,1 hektar. Fenomena ini sebagian besar disebabkan oleh adanya perubahan fungsi hutan. Untungnya, tingkat deforestasi atau penggundulan hutan kini mengalami penurunan dari luas 1,09 juta hektar menjadi 0,46 juta hektar pada tahun 2019.

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya air, namun faktanya penggunaan air masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Hanya 17,69% air saja yang baru dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Belum lagi rata-rata indeks kualitas air nasional yang mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir, yang berarti tingkat pencemaran di perairan sedang mengalami peningkatan. Namun, bersamaan dengan itu, berita baik datang dari tingkat kualitas udara pada parameter SO2 dan NO2. Indeks Kualitas Udara menunjukkan adanya peningkatan dari angka 83,34 menjadi 87,03. Maknanya, telah terjadi peningkatan kualitas udara untuk kedua parameter tersebut.

Sejatinya, isu lingkungan hidup memang sangat krusial. Jika lingkungan hidup tidak dilestarikan, maka generasi yang akan datang tidak akan sempat mencicipi nikmat dan keindahan bumi pertiwi ini. Kondisi bumi saat ini bisa dibilang cukup kritis. Tanpa aksi penyelesaian yang konkrit, beragam permasalahan lingkungan yang lebih parah bisa muncul kapan saja. United Nations memprediksi bahwa risiko paparan polusi udara yang berbahaya akan meningkat 50% dalam 1 dekade dan jumlah sampah plastik yang menggenang di perairan akan melonjak 3 kali lipat di tahun 2040.

Ditinjau dari segi kesehatan, lingkungan yang tercemar polusi sangat berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi tubuh. Berbagai penyakit dapat bermula dari lingkungan yang kurang bersih. Sebut saja penyakit yang sedang marak dibicarakan akhir-akhir ini, yaitu hepatitis akut.  Virus hepatitis dapat menular melalui lingkungan yang kurang bersih, terutama melalui medium cairan atau feses yang telah terkontaminasi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan. Tubuh yang sehat juga akan membuat pikiran kita menjadi tenang, sehingga kita akan terus memiliki afirmasi positif dalam menjalani kehidupan.

United Nations sendiri menargetkan bahwa agar pemanasan global tidak berlangsung secara masif, emisi gas rumah kaca harus dikurangi minimal 50% sebelum tahun 2030. Oleh karena itu, langkah untuk menjaga kondisi lingkungan hidup sangat penting untuk dilakukan. Salah satu langkah yang kini telah banyak diterapkan adalah peniadaan kantong plastik di pusat-pusat perbelanjaan.

Di Kota Surabaya misalnya, kebijakan ini sudah berlaku sejak 9 April 2022, sesuai dengan Perwali no. 16 tahun 2022 yang sejalan dengan UU Lingkungan Hidup no. 18. Konsekuensinya, pembeli wajib untuk membawa kantong belanja sendiri. Kebijakan ini merupakan upaya yang amat baik dalam menurunkan limbah plastik sekali pakai. Seperti yang diketahui, plastik membutuhkan waktu lama untuk terurai, sehingga dapat menimbulkan polusi berkepanjangan, baik di laut maupun di darat. Mungkin penerapan kebijakan ini memang belum 100% sempurna, sebab masih banyak pembeli yang lupa membawa kantong belanja & masih ada toko yang belum menyediakan alternatif pengganti dari kantong plastik ini sendiri.  Namun, hal ini dapat disiasati dengan cara masing-masing toko dapat menyediakan sejenis kantong ramah lingkungan/paper bag. 

Selain itu, langkah yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan fasilitas transportasi umum dengan sebaik-baiknya. Kini, berbagai macam transportasi umum dengan sarana dan prasarana yang memadai sangat mudah dijumpai oleh masyarakat. Contohnya di Jakarta, telah tersedia MRT dan bus Transjakarta. Di Surabaya juga telah ada Suroboyo bus yang metode pembayarannya bisa menggunakan botol plastik bekas. Penggunaan transportasi umum dapat mengurangi emisi karbon dioksida, sehingga nantinya efek rumah kaca pun juga dapat berkurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun