Tanpa disadari, mungkin kita pernah mengalami pelecehan seksual, baik laki-laki atau umumnya perempuan. Hal ini dapat berupa tindakan cat calling atau tindakan kurang nyaman seperti memanggil, bersiul, menggoda, atau pun mengedipkan mata oleh orang asing kepada kita. Hal yang kalian pikir gurauan namun ternyata adalah salah satu contoh kecil bentuk pelecehan seksual.
Perlu sekali mengedukasi anak agar terhindar dari pelecehan seksual. Jangan beranggapan bahwa anak yang berumur 17 tidak akan menjadi korban seksual. Belakangan ini, di media sosial tengah ramai membicarakan kasus kekerasan seksual pada anak. Anak-anak dijadikan objek pelecehan seksual. Yang lebih miris lagi, pelaku seksual ini dari orang terdekat korban. Edukasi agar tidak menjadi pelaku pun sama pentingnya seperti edukasi agar anak-anak tidak menjadi korban.
Peran orang tua sangat diperlukan untuk memberikan pembelajaran seks agar tidak keliru menerima informasi. Lalu bagaimana caranya? Berikan pengetahuan tentang seksual secara bertahap dan berdasarkan porsi umur masing-masing anak. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak, serta hindari penggunaan bahasa vulgar. Mulailah dengan menjelaskan bagian organ tubuh manusia dan fungsinya. Jelaskan apa saja bagian tubuh yang bersifat pribadi, biasakan untuk berkata tidak, perlu menanamkan budaya malu pada diri anak. Jangan langsung menyuruh anak untuk  menonton film porno.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H