Seringkali yang dikenal masyarakat adalah bahwa kuda lumping ini selalu melibatkan makhluk halus dalam atraksi atraksi supranatural dan berbau magis.
Misalnya makan kaca,makan bara api,berjalan diatas pecahan beling dan bara api,mengangkat benda berat,disayat pisau,dibacok  dengan golok sampai menari dalam keadaan kesurupan.
Sepertinya ini adalah merefleksikan bentuk kekuatan supranatural yang berkembang dilingkungan kerajaan Jawa.Merupakan  aspek non militer pada saat perlawanan terhadap penjajah Belanda
Untuk diketahui Kuda Lumpung adalah seni dan budaya warisan turun temurun di jawa. Kudang Lumping merupakan terbuat dari bambu-bambu yang dibelah dan dirangkai sedemikian rupa menyerupai kuda.
Pemainnya diatas dua orang dan saat sedang mementaskan kuda lumping tentu diiringi dengan musik khas jawa. Ada musik Gong, Gamelan dan gendang sebagai pengiring permainan kuda lumping.
Seiring dengan perkembangan zaman maka gamelan tersebut ditambah dengan music piano guna menambah keindahan suara alunan gambelan.
Gamelan dipukul satu persatu bersahutan menjadi satu mengiringi tarian khas Kudang Lumping saat dipentaskan di suatu acara. Baju-baju yang kenakan pemain pemain pun beda dengan baju yang dipakai orang pada umumnya.
Corak baju khas jawa, seluruh muka dihiasi dengan coretan yang rapi warna-warni hitam merah kuning dan sejumlah warna muka lainnya menjadi ciri khas tersendiri permainan kudang lumping itu.
“Kita hidup diperantau ini harus mempertahankan seni dan budaya jawa yang diwariskan oleh leluhur kita,” tutupnya Endah. ***
Oleh : Situr Wijaya, Donggala
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H