Mohon tunggu...
Sitti Rahmadani
Sitti Rahmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka baca buku, menulis cerita.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kearifan Budaya Marrawana pada Suku Mandar

7 Januari 2025   13:10 Diperbarui: 7 Januari 2025   13:34 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Pelaksanaan Budaya Marrawana)

Di tengah arus deras modernisasi dan globalisasi yang sering kali menggeser budaya lokal, banyak tradisi yang terpinggirkan dan terlupakan.Akan tetapi salah satu tradisi yang tetap terjaga dan dilestarikan oleh masyarakat Mandar hingga saat ini adalah Marrawana, sebuah warisan budaya dari leluhur suku Mandar di Sulawesi Barat. Marrawana bukan sekadar kesenian, tetapi juga simbol identitas, nilai-nilai, dan kebersamaan yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Mandar. Dalam artikel ini, akan membahas tentang keunikan Marrawana, hubungan tradisi ini dengan nilai-nilai Islam, pentingnya menjaga keberlanjutannya, serta alasan mengapa tradisi ini harus terus dilestarikan.

Marrawana adalah sebuah tradisi budaya yang memiliki kedalaman nilai dan makna bagi masyarakat Mandar, bukan hanya sebagai bentuk hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat hubungan sosial dan spiritual. Oleh karena itu, pelestarian Marrawana sangat penting untuk menjaga keberlanjutan budaya lokal dan memperkuat identitas masyarakat Mandar di tengah perkembangan zaman.

Keunikan Marrawana

Marrawana adalah bentuk seni musik khas Mandar yang menggunakan alat musik rebana. Tradisi ini biasanya dilaksanakan pada acara-acara penting, seperti pernikahan, mappatammaq (Khatam al-Qur'an), dan syukuran. Bahkan, Marrawana sering digunakan sebagai bentuk sambutan untuk tamu penting. Salah satu hal yang membuat Marrawana unik adalah kebersamaan yang tercipta ketika masyarakat, baik anak-anak maupun orang dewasa, berkumpul untuk memainkan rebana dengan penuh semangat dan antusias.

Pada acara pernikahan, Marrawana memiliki makna khusus, yang dilakukan oleh pihak mempleai pria pada malam pernikahan dan siang hari ketika menuju rumah mempleai wanita(metindor), dan makna Marrawana bagi memplai wanita menandakan bahwa mempelai pria tiba di depan rumah mempelai wanita, dimana alunan rebana yang diiringi sorak-sorai dari keluarga mempelai pria memberikan suasana yang haru dan meriah bagi sanak saudara mempelai wanita. Begitu pula pada prosesi mappatammaq, Marrawana menjadi iringan musik yang mengalun sepanjang jalan dengan syair-syair dalam bahasa Mandar yang menyampaikan nilai-nilai keagunan Allah SWT. Gerakan formasi anggota tim Parrawana yang sangat selaras dengan lantunan syair-syair juga menjadi bagian dari keunikan tradisi ini. Setiap tim memiliki seragam yang membedakan mereka, sehingga menciptakan pemandangan yang memanjakan mata. 

Nilai-Nilai Islami dalam Marrawana

Dalam banyak hal, Marrawana mencerminkan nilai-nilai Islam yang sangat kuat. Setiap acara Marrawana sering diawali dengan doa-doa dan dzikir yang memuji kebesaran Allah dan yair-syair yang dilantunkan juga berisi pesan moral dan religius, yang mengingatkan masyarakat akan pentingnya keimanan dan ketakwaan. Pengintegrasian nilai-nilai agama dalam tradisi ini menunjukkan bagaimana budaya lokal dapat beradaptasi dengan ajaran Islam, menciptakan harmoni antara budaya dan spiritualitas.

Peran Marrawana dalam Menjaga Persatuan

Selain sebagai bentuk hiburan, Marrawana memiliki peran penting dalam menjaga persatuan dan kebersamaan masyarakat Mandar. Tradisi ini mempertemukan berbagai kalangan, dari anak-anak hingga orang tua, untuk berpartisipasi dalam upacara atau perayaan yang diadakan. Dengan demikian, Marrawana menjadi sebuah momen penting dalam mempererat hubungan sosial dan memperkuat rasa kebersamaan di masyarakat.

Di tengah kemajuan zaman dan perubahan sosial yang pesat, banyak tradisi budaya yang terpinggirkan dan dilupakan. Namun, Marrawana tetap dilestarikan hingga saat ini, terutama dalam acara pernikahan dan mappatammaq. Masyarakat Mandar menyadari pentingnya menjaga tradisi ini sebagai bagian dari identitas budaya mereka. Pemerintah daerah dan berbagai organisasi budaya juga aktif mendukung upaya pelestarian Marrawana melalui festival budaya dan kegiatan-kegiatan lainnya. Marrawana menjadi bagian dari acara resmi dan perayaan penting, sehingga tetap relevan dalam kehidupan masyarakat Mandar yang semakin modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun