Pertama baca undangan Click Kompasiana (Komunitas Kompasiana Pengguna Commuter Line), bekerja sama dengan Persatuan Penulis Indonesia (PPI), mengadakan workshop dengan tema "Pelatihan Menulis & Tour Ke Pulau Maju", saya sudah tertarik dan ingin ikut acara ini. Makanya langsung saya (bunda Sitti Rabiah) mendaftar, dan Alhamdulillah terpilih di antara 50 peserta.
Pelatihan berlangsung selama 2 hari, dari Jum'at 2 Agustus sampai Sabtu 3 Agustus 2019 di Graha Wisata Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Saya sangat senang dan sangat antusias ikut acara ini. Kenapa tidak, yang diundang dalam acara ini adalah para blogger yang bukan hanya dari Jabodetabek saja, tapi juga para blogger dari daerah Cianjur, Karawang, Bandung.
Wah...baru baca tema acaranya, saya sudah mempunyai perasaan, acara ini bakalan heboh deh...
Ternyata benar, baru pemateri yang pertama tampil, yaitu ibu Fanny J. Poyk yaitu seorang sastrawan, wartawan dan redaktur serta penulis cerpen yang sangat handal.
Wah...selama ini, bunda hanya sering mendengar namanya saja, tapi di acara ini bunda mengenal dan melihat langsung orangnya. Sungguh benar-benar luar biasa.
TEKNIK MEMBUAT CERPEN ALA FANNY J. POYK
Ibu Fanny dengan tema materinya "Bagaimana Cara Menulis Fiksi Pada Cerpen", ini sudah dihujani oleh banyak pertanyaan karena materinya sangat menarik dan inspiratif banget...
Ibu Fanny dalam materinya mengatakan bahwa, cerpen yg baik itu harus memiliki tema dan gagasan, alur atau rangkaian peristiwa, ada penokohan, memiliki latar, memiliki sudut pandang serta terdapat amanat atau pesan yg bisa kita ambil setelah membaca cerpen tersebut.
Cerpen itu sebaiknya dibuat yang bersumber dari lingkungan sekitar kita, dan dilakukan riset, dimana kita terjung langsung mengamati, dengan demikian ceritanya bisa berkarakter dan bisa diterima oleh pembaca.
Salah satu teknik membuat cerpen itu diawali dengan :
1. Sebaiknya buat judul dulu, lalu
   kerangkanya dan garis-garis besar
   nya, terus dituangkan ke alinea
   pertama lalu ke alinea selanjutnya.
  Â
2. Harus menguasai vocabolary, kita
   harus banyak membaca, agar kaya
   perbendaharaan kata serta banyak
   tahu tentang penulis-penulis lain.