Mohon tunggu...
Sitti Rabiah
Sitti Rabiah Mohon Tunggu... Dosen - Kepala TK & Paud

Dosen S1 PAUD, Senior Childcare Teacher, Kepala TK/PAUD, Penyuluh Pembimbing Kurikulum TK/PAUD, ibu rumah tangga yang mencoba menulis. Email: sittirabiah2011@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Memotret Biar Bagus Ada Caranya Loh

29 Juli 2015   12:12 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:59 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Memegang kamera saja punya teknik, apalagi cara memotret (foto illustrasi) "]

[/caption]

Selama ini saya lebih banyak difoto atau dipotret dibanding memotret sendiri padahal saya terus terang suka juga menikmati pemandangan dari hasil pemotretan orang lain. Tapi entah kenapa belum pernah sekalipun mencoba memegang tustel, kamera, kecuali bila ada orang yang minta tolong dipotret dengan kamera mereka sendiri. Istilahnya “Tongbro” alias Tolong Bro! Yang merupakan pelesetan dari Tongsis atau Tongkat Narsis.

Setelah ikut bergabung dengan komunitas blogger dan setiap saat menulis reportase atau review satu produk, barulah mulai saya mengerti dan merasakan betapa pentingnya arti sebuah foto yang dihasilkan dari sebuah kamera. Baik itu dari kamera SLR (lupa kepanjangannya apa, pokoknya itu loh kamera besar yang bisa dipakai tele hehehe...) atau smartphone atau kamera jadul yang biasa saya gunakan sehari-hari. Soalnya kurang bagus kalau posting tulisan di blog tapi kering oleh illustrasi foto. Iya kan?

Kebetulan saya seorang istri dari suami yang berprofesi sebagai wartawan. Sehari-hari saya bekerja sebagai guru TK. Soal yang namanya foto, kamera, sudah sangat familiar dalam kehidupan kami sehari-hari. Setiap saat suami memanfaatkan kameranya baik yang SLR maupun yang semata-mata hanya mengandalkan kamera handphone, untuk mengabadikan kami sekeluarga. Bahkan sering saya menggodanya dengan mengatakan, “Apaan sih Pap, apa aja difoto?”. Biasanya sang suami hanya bilang, “untuk sekedar foto dokumentasi”.

Belakangan saya mulai sadar, foto itu sangat besar manfaatnya. Pelan-pelan saya belajar memotret dari bimbingan suami, atau kedua anak saya secara kursus kilat. Alhamdulillah sudah ada beberapa tulisan postingan saya di blog sudah menggunakan hasil jepretan saya sendiri. Bagaimana hasilnya, jangan ditanya deh, masih amburadul hehehe.....

Saya teringat pesan pak Teguh Sudarisman, seorang traveller dan penggemar fotografi, ketika suatu hari memberikan materi di sebuah acara komunitas blogger. Menurut beliau yang sudah banyak tulisan dan fotonya termuat di sejunlah majalah wisata ini, ada perbedaan mencolok antara menulis dan memotret.

Kata Pak Teguh, kalau belajar menulis itu cukup sekali-dua kali latihan menulis, selanjutnya sudah terbiasa apalagi kalau memang dasarnya sudah ada bakat menulis. Berbeda dengan belajar memotret. Semakin diulang dan terus memotret, semakin banyak salahnya. Artinya belajar memotret itu harus kontinyu dan terus menerus belajar sekaligus bagaiamana memahami seluk-beluk kamera dan cara pengambilan obyek foto.

Beruntung pernah membaca dan mendengar pengalaman dari Nurulita dan Raja Siregar. Kedua fotografer profesional Indonesia ini sempat berbagi pengalaman saat mengisi acara ‘Capturing Your #EveryDELLife’ di Hotel Mulia, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Acara ini selain bertujuan mengedukasi masyarakat bahwa produk DELL bukan hanya sebagai komputer/laptop yang digunakan sehari-hari, Namun juga sahabat di setiap aktivitas. #EveryDELLife sendiri mewakili 7 profesi sebagai representasi 7 warna corporate dari DELL, diantaranya adalah fotografi dan industri kreatif yang terkait di dalamnya.

Turut hadir Raja Siregar dan Nuruiita sebagai speakers, Henri Yoke selaku Marketing Specialist PT DELL Indonesia, Yohan Wijaya selaku MNC Sales Director Intel Indonesia. Panitia juga memperkenalkan seri terbaru mereka yaitu New XPS 13 dan XPS 15 kepada para peserta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun