Mohon tunggu...
Sitti Rabiah
Sitti Rabiah Mohon Tunggu... Dosen - Kepala TK & Paud

Dosen S1 PAUD, Senior Childcare Teacher, Kepala TK/PAUD, Penyuluh Pembimbing Kurikulum TK/PAUD, ibu rumah tangga yang mencoba menulis. Email: sittirabiah2011@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

TMII Sebagai Miniatur Pendidikan Anak

26 April 2014   15:50 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:10 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JIKA kita berkunjung ke Jakarta sebagai ibukota negara RI, belum lengkap rasanya, jika belum mampir ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang terletak di wilayah Jakarta Timur. Tempat ini merupakan salah satu obyek wisata terkenal di Indonesia, juga merupakan destinasi yang megah.

Miniatur Indonesia ini sendiri,  merupakan tempat rekreasi yang murah dan meriah. Pada peringatanulang tahunnya yang ke-39 ini, TMII masih tetap eksis sebagai obyek rekreasi keluarga sekaligus sebagai miniatur pendidikan anak.

TMII berdiri berkat gagasan dan perjuangan dari almarhumah ibu Siti Hartinah Soeharto, atau yang biasa dipanggil dengan sebutan ibu Tien Soeharto ketika masih menyandang ibu negara. Beliaulah  yang menggagas TMII ini, dari semula masih berupa persawahan dan perladangan milik rakyat, disulap menjadi kawasan wisata.

Miniatur ini luasnya kurang lebih 150 hektar, yang terletak di Jakarta Timur. Kawasan berupa sejumlah anjungan dari berbagai daerah ini berarsitektur tradisional. Tepat pada 20 April 1975 TMII pun diresmikan sehingga sampai saat ini menjadi obyek wisata yang termegah di Indonesia, yang seperti kita lihat sekarang ini.

TMII sangat banyak berperan sebagai tempat rekreasi sekaligus menambah ilmu pengetahuan tentang berbagai budaya di seluruh Indonesia. Dengan mengunjungi TMII, kita bisa melihat kebudayaan masing-masing daerah. Sulit membayangkan betapa repotnya bila kita harus berkunjung satu demi satudaerah provinsi sesuai anjungan yang ada. Wah... berapa banyak waktu dan biaya yang harus dikeluarkan dari ujung barat Banda Aceh sampai ke ujung timur Papua.

Di tengah-tengah area TMII ini misalnya, ada danau yang menggambarkan miniatur kepulauan di Indonesia. Juga yang menunjukkan jumlah pulau dengan untuk 34 provinsi di Nusantara ini. Di danau ini pula kami bisa menikmati beberapa  permainan air seperti: Perahu Angsa, Perahu bebek dan balon air.

Sebagai seorang pendidik di sebuah lembaga pendidikan anak usia dini (TK-PAUD) di Kota Bekasi, Jawa Barat, saya sering berkunjung ke TMII membawa murid-muridku setiap kali liburan atau datang mempraktekkan langsung sesuai tema-tema yang diajarkan di kelas untuk diimplementasikan di lapangan. Hal ini karena saya merasa, TMII adalah tempat yang paling cocok untuk memperkenalkan budaya, adat istiadat serta perilaku masyarakat Indonesia.

Disamping itu, tempat ini sangat sesuai dengan kurikulum yang kami ajarkan di Taman Kanak-kanak. Kurikulum yang merupakan satuan kegiatan mingguan yang dijabarkan menjadi satuan kegiatan harian. Di dalam kurikulum tersebut meliputi 11 tema untuk diajarkan pada anak usia dini. Selain mengimplementasi kurikulum tersebut, tujuan kami ke TMII juga sekaligus untuk rekreasi akhir tahun ajaran.

Ke-11 tema-tema inilah yang kami ajarkan secara langsung ke anak-anak. Di antaranya:


  • Tema Negaraku, yaitu dengan melihat danau yang menggambarkan pulau di seluruh Indonesia,   juga mengunjungi berbagai anjungan yang terdiri dari 27 provinsi.

  • Tema karyawisata, dengan berkeliling danau, naik kereta gantung, dan ke istana mainan.

  • Tema air dan udara dimana anak dapat bermain balon udara dan naik perahu angsa.

  • Tema binatang, dengan melihat berbagai fauna, masuk ke museum serangga, ke taman burung.

  • Tema kendaraan, dengan memasuki museum transportasi, di sini anak-anak dapat diperkenalkan berbagai jenis kendaraan, mulai dari kereta jaman almarhum Presiden Pertama RI Bapak Soekarno, sampai naik pesawat.

  • Tema tanaman, dengan melihat keindahan berbagai flora, termasuk ke taman bunga, dan masih banyak tempat-tempat yang lain yang sangat menunjang pembelajaran kami, khususnya di pendidikan anak usia dini.

Disamping tema-tema yang ada di kurikulum, masih ada lagi 6 jenis kemampuan yang ingin dicapai dalam kurikulum pembelajaran yang diajarkan di taman kanak-kanak. Ke-6 kemampuan dasar yang ingin dicapai ini, dapat dilaksanakan secara langsung di TMII ini. Yaitu:

Pertama, Moral Agama. Hampir di setiap anjungan dilengkapi sarana ibadah dari berbagai agama yang ada di Indonesia. Bagi penganut agama Islam seperti rombongan murid-murid TK/PAUD yang kami damping misalnya, kami sempat sholat dhuhur barjama'ah di Masjid At-Tin.

Kedua, Kemampuan Dasar Sosial Emosional dimana anak-anak dapat memilih permainan yang diinginkan. Di TMII terdapat Istana Mainan atau bisa pula bermain bebek-bebek di danau.

Keempat, Kemampuan Dasar Bahasa, yaitu anak-anak dapat menceritakan secara sederhana saat sudah berada di tempat makan siang, di salah satu anjungan TMII. Setelah berkeliling ke anjungan daerah, kami memang akhirnya harus mencari tempat untuk beristirahat dan makan siang di salah satu anjungan. Ada beberapa anak disuapin sama ibunya sambil menggambar, sementara mulutnya sang anak tidak mau diam karena sambil bercerita sesuai apa yang dilihatnya ketika berkeliling di berbagai anjungan.

Kelima, Kemampuan Dasar Kognitif. Yaitu berkeliling ke seluruh anjungan sambil menghitung ada berapa jumlah anjungan yang ada. Dari hasil menghitung para anak tersebut kemudian bisa diketahui bahwa itulah jumlah propinsi yang ada di Indonesia ini.

Keenam, Kemampuan Fisik, mulai kegiatan motorik kasar anak, sampai kegiatan motorik halus anak, semua ada di TMII ini. Contohnya motorik kasarnya dengan berenang di Snowbay, bermain balon tiup, bermain bola di depan anjungan tempat mereka makan siang. Begitupun dengan motorik halusnya. Ketika berada di salah satu anjungan yaitu anjungan Sulawesi Selatan, anak-anak melihat baju adat dan dilatih menari tarian dari etnis Makassar dan Tana Toraja, anak-anak diajak untuk belajar melukis di salah satu tempat . Wah...pokoknya asyik deh.

Semua kunjungan di TMII ini, bagi kami sebagai pendidik anak usia dini, tentu sangat membantu untuk memperkenalkan kepada murid- muridku, bahwa inilah Indonesia tanah air kita yang sangat kaya akan flora dan fauna, adat istiadat dan tradisi. Dengan demikian kami sebagai pendidik anak usia dini, disamping praktek langsung, juga sekaligus diharapkan bisa membangkitkan rasa cinta dan kebanggaan bagi anak-anak terhadap tanah air dan bangsanya.

TENTUKAN PILIHAN

Sebagai pendidik anak usia dini, tentunya saya harus memilih tempat di TMII yang paling cocok dan paling enak untuk bermain bebas sesuai keinginan anak-anak. Mengingat di area tersebut terlalu banyak tempat-tempat yang sangat menarik, sehingga saya harus memilih tempat yang paling diidolakan bagi murid-murid anak usia dini. Mengingat waktu yang terbatas dengan area yang sangat luas, maka tidak semua tempat bisa kami kunjungi dalam jangka waktu satu hari saja.

Selain tempat-tempat di atas yang kami sudah kunjungi, kami juga masih berkesempatan menonton di teater Imax Keong Mas, dan berenang di Snowbay menikmati sensasi ombak buatan yang sangat indah itu. Di kedua obyek wisata ini, kami melihat banyak sekali pengunjungnya, baik dewasa maupun anak-anak.

Nah inilah sekilas cerita pengalaman kunjungan kami ke TMII yang sangat menyenangkan dan mengesankan. Hal ini terbukti karena murid-murid kami bisa bermain sambil belajar.

Hanya saja masih ada yang membuat kami sangat sedih. Di sekeliling area TMII, kadang-kadang masih ada  pengunjung yang membuang sampah di sembarang tempat. Padahal sudah disiapkan tempat sampah di setiap pojok-pojok jalan maupun di tempat-tempat yang ramai dikunjungi orang. Walaupun tukang sampah sudah siap membersihkan setiap saat, tapi kalau bukan kesadaran dari kita masing-masing, itu semua tidak akan sanggup menangani sampah yang tercecer di mana-mana.

Begitu juga saat kami berada di bagian administrasi pendaftaran pengunjung. Tiga hari sebelum kunjungan resmi, kami sudah datang melaporkan rencana berkunjung ke TMII ini membawa rombongan anak sekolah. Yang terjadi, adalah kami masih harus menunggu satu jam lebih untuk diproses administrasinya. Padahal sudah berada di bagian administrasi ini sejak siang hari namun hingga sore hari baru selesai dilayani di tengah suasana hujan deras yang mengguyur TMII siang itu.

Kunjungan rutin ke TMII yang kami sudah anggap sebagai miniatur pendidikan anak ini, sudah berlangsung lama sejak TK yang kami kelola berdiri tahun 2000 silam. Bahkan yang sangat mengesankan dan tidak bisa terlupakan, sebab semua tenaga pendidik di sekolah kami -- mulai dari kepala sekolah hingga guru adalah satu almamater di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta -- diwisuda S1 Pendidikan Anak Usia Dini di Sasono Langeng Budoyo. Salah satu gedung yang letaknya berada di kawasan Taman Mini Indonesia Indah ini.

Itulah bentuk “kerjasama” kami dengan pihak TMII ini selama 14 tahun belakangan ini. Dalam peringatan ulang tahunnya yang ke-39 ini, semoga TMII semakin sukses dan semakin menambah wahana baru. Sebagai tenaga pendidik, kami berharap ada tambahan wahana baru, terutamanya wahana penunjang pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk Bhineka Tunggal Ika.

Selamat ulang tahun TMII …

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun