Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat Indonesia secara umum menghadapi tantangan ekonomi. Keluhan utama mereka berfokus pada lonjakan harga kebutuhan pokok, kenaikan harga bahan baku untuk usaha khususnya di sektor kuliner dan biaya pendidikan yang meningkat. Namun, kenaikan harga dalam berbagai aspek ini dirasa tidak seiring dengan peningkatan gaji atau penghasilan yang diperoleh sehingga warga masih merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Saat ini kita mengetahui bahwa harga sembako seperti beras, minyak goreng, telur, daging, bawang, gula, garam dan kebutuhan pokok lainnya terus mengalami kenaikan. Yang menjadi masalah, bukan hanya kenaikan itu sendiri, tetapi frekuensi kenaikan yang semakin sering. Pada kondisi seperti ini, masyarakat, terutama dari golongan menengah ke bawah merasakan dampak yang paling besar. Dengan pendapatan yang cenderung stagnan namun sementara biaya hidup terus meningkat memaksa banyak orang untuk mengurangi pengeluaran yang dianggap penting.
Para pedagang dan pelaku usaha kecil tentu saja turut terkena dampaknya. Kenaikan harga bahan baku makanan membuat mereka berada dalam dua pilihan, yaitu terpaksa menaikkan harga jual produk atau menurunkan kualitas produk untuk menjaga tidak adanya kenaikan harga jual produk. Konsumen yang juga sedang berjuang menghadapi kondisi ekonomi mendorong mereka menjadi lebih selektif dalam berbelanja yang memicu omzet pedagang menurun. Pada akhirnya, kondisi ini menyebabkan penurunan daya beli, yang kemudian berdampak pada semakin lesunya perekonomian.
Selain itu, biaya pendidikan juga menjadi salah satu perhatian. Pendidikan yang baik dan berkualitas yang seharusnya menjadi hak dasar setiap warga negara, kini tampaknya hanya dapat diakses oleh golongan tertentu saja. Sekolah-sekolah negeri sekalipun sering kali memberlakukan biaya tambahan, sementara sekolah swasta semakin tidak terjangkau bagi banyak keluarga. Hal ini tentu mengkhawatirkan karena pendidikan seharusnya adalah salah satu pilar utama untuk memutus rantai kemiskinan.
Di lain sisi, dalam kondisi ekonomi yang demikian, gaji dan upah pekerja cenderung tidak mengalami peningkatan besar. Pemerintah memang mengeluarkan kebijakan kenaikan upah minimum, namun seringkali angka kenaikan tersebut tidak sebanding dengan lonjakan harga-harga di pasar. Ini menunjukkan adanya ketimpangan yang serius antara kenaikan biaya hidup dan pertumbuhan pendapatan.
Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah serius dan konkret untuk mengendalikan inflasi, terutama dalam sektor-sektor yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Selain itu, diperlukan juga upaya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja baru, pelatihan keterampilan, dan memperkuat sektor informal yang selama ini menjadi penopang utama perekonomian banyak keluarga Indonesia.
Dalam menghadapi permasalahan dan tantangan ekonomi, selain dengan mengandalkan peran pemerintah, masyarakat juga dapat mengambil peran aktif dalam upaya perbaikan yaitu salah satunya dengan menjadikan nilai-nilai Bela Negara sebagai pedoman dalam melakukan tindakan. Nilai-nilai seperti cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila, rela berkorban, dan kemampuan awal Bela Negara dapat menjadi kerangka berpikir untuk menghadapi tantangan ekonomi. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh warga dengan mengacu pada nilai-nilai tersebut:
- Cinta Tanah Air
Cinta tanah air dapat diwujudkan melalui rasa bangga akan Indonesia dan dilakukan dalam tindakan nyata seperti salah satunya mendukung produk-produk lokal. Dengan membeli produk lokal, masyarakat dapat membantu meningkatkan ekonomi dalam negeri dan memberdayakan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang merupakan tulang punggung ekonomi nasional. Selain itu, dengan berfokus pada produksi dan konsumsi lokal, ketergantungan terhadap impor dapat dikurangi yang pada akhirnya dapat membantu menstabilkan harga-harga bahan pokok.
- Sadar Berbangsa dan Bernegara
Sadar akan pentingnya menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan dalam menghadapi tantangan ekonomi dapat dilakukan oleh masyarakat dengan berkolaborasi dan saling membantu. Contohnya, menciptakan komunitas yang kegiatannya saling mendukung secara ekonomi, seperti koperasi atau kelompok arisan dimana dapat menjadi cara untuk saling menguatkan di tengah kenaikan harga. Masyarakat juga bisa membangun jaringan solidaritas ekonomi untuk berbagi informasi, bantuan, dan dukungan.
- Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara
Masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari seperti gotong royong dan kerjasama dengan mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah yang berlandaskan keadilan sosial, seperti program perlindungan sosial dan subsidi bagi golongan kurang mampu. Selain itu, masyarakat juga dapat terlibat aktif dalam forum-forum untuk mengawasi pelaksanaan kebijakan ekonomi yang adil dan merata, sehingga suara dan aspirasi mereka dapat tersampaikan.
- Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
Dalam situasi ekonomi yang penuh tantangan seperti saat ini, pengorbanan dapat berupa kesediaan untuk berkontribusi terhadap sesama dan bangsa. Misalnya, masyarakat yang lebih mampu secara ekonomi dapat memberikan bantuan kepada mereka yang kurang beruntung, baik melalui donasi langsung maupun melalui program-program sosial. Para pelaku usaha yang sudah lebih mapan, dapat berkorban dalam bentuk menahan kenaikan harga secara berlebihan agar produknya tetap terjangkau oleh konsumen.
- Kemampuan Awal Bela Negara