Mohon tunggu...
sitti sarifa kartika kinasih
sitti sarifa kartika kinasih Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

ibu rumah tangga yang ingin belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Temaram Buronan Dunia

6 Desember 2024   16:57 Diperbarui: 6 Desember 2024   17:02 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah cukup.

Demikian pesan dari para mahasiswa Massachusetts Institute of Technology, University of Pennsylvania, Columbia University hingga University of Chicago. Otak dan hati mereka terlampau lama telah kehilangan cara untuk menolerir Ben Netany yang dengan sengaja menyerang rumah sakit, sekolah, gereja, masjid, hingga kamp pengungsi di Gaza demi memberangus warga. Merampas kebutuhan penting warga sipil, seperti makanan, air, bahkan mempersulit akses bantuan kemanusiaan. Kebrutalan yang jelas melanggar hukum humaniter internasional.  

Tak perlu ditambah pemutusan listrik dan pengurangan pasokan bahan bakar yang jelas kemudian berdampak parah pada ketersediaan air di Gaza dan kemampuan rumah sakit untuk menyediakan perawatan medis. Belum terhitung dengan lima puluh ribuan nyawa lebih terbunuh -ratusan ribu terluka- laiklah jika para mahasiswa itu lantas menuding Ben Netany melakukan genosida.

***

“Orang-orang yang dituduh oleh Dewan Inkuisisi Spanyol tidak pernah diizinkan untuk mengetahui nama penuduh mereka! Bayangkan, Ben! Hanya dua pemberi informasi –yang boleh jadi keliru atau sengaja memfitnah- sudah cukup untuk digunakan oleh pelaku inkuisisi memaksa tertuduh mengakui tuduhannya. Yang tentu saja pada akhirnya, si tertuduh tak pernah bisa mengelak!” seru Zion Netany sengit dengan mata penuh kepedihan.

Ben kecil mematung menatap ayahnya.

“Semua cara penyiksaan fisik tak termaafkan bisa-bisanya dipakai oleh mereka.... anak kecil macam kau mana bisa membayangkannya, Ben - seperti merentangkan kaki tangan mereka pada alat perentang, membakar mereka dengan logam panas, meremas daging dengan penjepit, menusukkan pengait ke bagian tubuh yang lunak dan menarik pengait itu menembus dagingnya, menyayat daging mereka menjadi potongan kecil-kecil, memelintir kaki dan tangan serta melepaskan sendi mereka...” terang Profesor Zion Netany dengan suara bergetar penuh kengerian. “...Raja Ferdinand dan Ratu Isabella mengusir lebih dari 160.000 orang Yahudi...”

Mata Ben kecil melotot seakan hendak loncat dari lubangnya. Nafasnya seakan terhenti mendengar kekejian itu.

Ayahnya tak hendak berhenti berkisah meski dilihatnya reaksi anaknya.

“Ketika pasukan Napoleon menaklukkan Spanyol, seorang komandan pasukannya, Lehmanowski, melaporkan bahwa pastor-pastor mengurung diri dalam biara di Madrid. Ketika pasukan Lehmanowski memaksa masuk, para inquisitors itu tak mengakui adanya ruang-ruang penyiksaan dalam biara. Namun, setelah digeledah, pasukan Lehmanowski -yang sudah terbiasa dengan kekejaman dan darah- sampai merasa muak dengan pemandangannya. Mereka menemukan alat pemecah tulang dan peremuk tubuh. Ada juga alat yang membuat tubuh korban tercincang seperti pergedel. Begitu penuh tawanan, semuanya telanjang, diantaranya gila. Para tentara lalu mengosongkan ruang-ruang penyiksaan itu, lantas meledakkannya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun