Regional External Communication Danone Indonesia Wilayah Timur, Rony Rusdiansyah mengatakan, program pengolahan jelantah menjadi biodiesel berjalan sejak 2014 melibatkan BUMDes Panggung Lestari Desa Panggungharjo, Bantul, DIY. BUMDes tersebut mengumpulkan minyak jelantah dari warga. Danone kemudian memproduksinya menjadi bahan bakar mesin pabrik pengolahan air mineral dan air berkarbonasi milik Danone di Klaten. Namun program tersebut berhenti pada tahun 2017 hingga 2018, setelah mesin pengolahan baru milik Danone tidak lagi kompatibel dengan biodiesel dari minyak jelantah. Kendati demikian, menurut Rony, warga di Panggungharjo masih mengumpulkan minyak jelantah (tribunnews, 2022).
B. Bali
PT. Bali Hijau Biodiesel telah mengembangkan biodiesel jelantah yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar bus sekolah dan genset di beberapa hotel/resort di Bali. Kapasitas terpasang 360 liter/tahun (ebtke.esdm.go.id, 2021). Yayasan Lengis Hijau melalui unit usahanya PT. Bali Hijau Biodiesel menghasilkan Ucodiesel, jenis B100 khusus olahan jelantah. Di tahun ketiganya, Direktur PT Bali Hijau Diesel, Endra Setyawan mengatakan pabrik ini sudah menghasilkan 500-an ribu liter biodiesel. Harga jual Ucodiesel per Agustus 2016 Rp. 9.500 per liter. Sementara harga solar industri sekitar Rp. 9.000-an per liter (Fajar, 2016).
Biodiesel ini kini sudah mulai dipergunakan di hotel-hotel sebagai pembangkit listrik dan pemanas. Pabrik pengolahan beroperasi sejak Januari 2013 Caritas Switzerland mendirikan sistem daur ulang minyak goreng bekas melalui LSM lokal Yayasan Lengis (lengishijau.or.id, 2024).
Perusahaan yang bergerak di bidang lingkungan, Sinar Bumi Menghijau juga siap membeli minyak jelantah milik warga Kota Denpasar senilai Rp 5.000 per kg. Pemilik Sinar Bumi Menghijau Rai Bagus Mahaputra mengatakan minyak goreng bekas pakai atau minyak jelantah memiliki nilai ekonomis karena dapat diolah menjadi bahan bakar biodiesel (Sugiari, 2021).
C. Kalimantan
Kelompok swadaya masyarakat di Tarakan Timur berhasil memproduksi biodiesel berbasis minyak jelantah dengan rata-rata produksi 180 L per hari dan dijual dengan harga Rp. 11.000/liter (ebtke.esdm.go.id, 2021).
Bagaimana Mengajak MasyarakatÂ
Cara untuk mengumpulkan minyak jelantah dengan praktis yakni dituang saja ke dalam botol plastik bekas, lalu dikumpulkan ke bank sampah/TPST atau pengepul sampah/petugas mobil sampah keliling, atau perwakilan warga yang dapat mengurusnya. Apabila menginginkan imbal balik, misalnya dapat bonus uang 3.000 per liter, seperti di Jakarta, Yogyakarta, Bali, maka warga dapat membahasnya dalam pertemuan rutin RT/komplek perumahan, sehingga dapat dibuat program bersama. Hal ini justru membuka peluang lapangan kerja baru. Selain itu, pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan insentif.
Rata-rata orang Indonesia umumnya dalam seminggu pernah makan makanan yang digoreng, kecuali bagi yang harus menghindarinya karena alasan medis. Apabila dihitung, sebulan dalam satu keluarga bisa menghabiskan minyak goreng rata-rata 4 liter, lalu seperempatnya menjadi minyak jelantah maka banyak sekali minyak jelantah yang terkumpul. Misalnya sebagai contoh di kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara terdapat 5 kelurahan, 77 RW, 917 RT, 109.509 KK (BPS, 2022). Artinya berpotensi mengumpulkan 109.509 liter hingga 219.000 liter jelantah. Ini baru 1 kecamatan saja.
Perubahan Iklim Membahayakan Beruang Kutub dan Anjing Laut