Mohon tunggu...
Sitti Rohmah
Sitti Rohmah Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia MA Nurul Hikmah, Besuki

Sitti Rohmah, lahir di tanah Situbondo, 17 Juli 1999. Alumni Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember. Berani bertaruh, dan suka memilin air mata saat hujan bersila parahnya juga suka minum kopi walau difonis penderita lambung akud. Kesibukannya saat ini menyerahkan diri sepenuhnya mengabdi di MA Nurul Hikmah, Besuki. Tetap aktif mengikuti isu-isu keperempuanan dan berkesenian. Dapat bertukar kabar melalui sosmed via WA: 082232113662, IG: s.rohmah17 atau gmail: sittirohmah17@gmail.com. Salam Literasi !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Semarang, Kotamu Sayang!

2 Februari 2024   18:34 Diperbarui: 2 Februari 2024   18:48 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada amplop surat ke tiga ratus, aku berharap tanganmu yang dingin telah menerimanya dari kantor pos Indonesia tempat kesepakatan perjalanan mencintai yang panjang dan musykil dinyatakan berulang-ulang.
Atau paling tidak, di Pandan Sari yang rindang penuh bebunga itu, para bocah berlarian membawa sehelai amplop merah jambu. Kabar baik darimu datang. Undangan makan malam di kampung kecil, kau pesan beberapa bilik untuk kami berpesta sesuka hati. Hidangan makan malam yang berhasil mencuri secuil resep masakan ibu. Tandas di meja masing-masing. Terima kasih atas kelapangan dada mu, kebesaran hatimu.
Rasanya baru beberapa hari kau menjatuhkan pilihan untuk bermukim di kota ini, gerak mu sudah semacam pandu wisata ahli. Setelahnya, kau banyak bercerita tentang kota tua yang tak pernah sepi. Sebab sepi telah mengubur dirinya di museum kota lama, menjelma lampu bohlam dideret jalan, menjelma bangunan tua lengkap ornamen Eropa, menjelma suasana malam yang kian menghangat.
Tidak lupa beberapa saat punggungmu tetiba menghilang dari keramaian, aku tidak menyadari, sebelum benar-benar selesai membaca isi dari amplop merah jambu yang kau cantolkan di saku tas depan.
" Agar dewasa memiliki tempatnya yang pasti, seperti yang telah lalu, bukankah kamu suka membawanya diberbagai tempat sesekali menghabisi ke-aku-an diri? Merayakan sebenar-benarnya manusia merdeka, katamu."
Beberapa menit,
" Menolehlah ke belakang, Nona. Senyumlah sedikit untuk kepergianmu sebentar lagi yang lupa ku pagari."
Cekrekkk !
Ada satu, dua, tiga foto yang barangkali berhasil kau tangkap dari kamera tua kesayanganmu.
Latar simpang lima adalah kunjungan terakhir kami waktu itu. Aku cepat berkemas, setengah jam lagi kereta akan tiba di stasiun. Setengah jam lagi, lagu sayonara akan menghiasi perjalanan mu. Dan Semarang yang tak  pernah sepi katamu, akan kembali pada sihirmu yang lalu. Lalu menjadi jawabmu ketika orang-orang bertanya, " Apa yang menjadi kesan pertama mu di kota ini?"

Situbondo, 8 Agustus 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun