Mohon tunggu...
Poloria Sitorus
Poloria Sitorus Mohon Tunggu... Novelis - Mantan Jurnalis yang ingin terus menulis. Pecinta Novel, Dongeng dan Puisi. Hobi nulis, baking cake dan berkebun.

https://dapurpenadeardomoms.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wajibkah Bawa Kado Saat Hari Guru?

26 November 2022   01:15 Diperbarui: 26 November 2022   01:27 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di satu sisi, saya secara pribadi sangat memaklumi bagaimana perasaan bahagia para guru saat mendapatkan hadiah dari murid-muridnya. Belum lagi, maaf, nasib guru honorer di Negeri kit aini masih sangat memprihatinkan. Namun jika oknum guru yang meminta kepada para murid, bahkan tidak sedikit oknum yang secara terang-terangan meminta harus dihadiahi ini-itu kepada muridnya, saya pikir ini harus dihentikan.

Guru adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Memberi dan menerima HADIAH seharusnya ditegaskan untuk dilarang. Demi terciptanya integritas dan pendidikan karakter yang ANTI-KORUPSI. Menghargai dan menghormati guru tidak seharusnya diukur dengan sebuah bingkisan/kado.

Kakak sulung kami juga adalah seorang guru. Darinya kami adik-adiknya banyak belajar perihal integritas, menjunjung tinggi kejujuran dan martabat seorang manusia. Kakak tertua kami ini mengajar di salah satu SMA di kota kecil kelahiran kami, di Porsea, sebut saja panggilan akrabnya Bang Marsito. Beliau dikenal guru yang sangat jujur, tegas, dan berintegritas. 

Pernah suatu kali saya ingat, saat itu saya masih SMP, seorang muridnya datang bersama ayahnya saat kenaikan kelas dengan maksud dan tujuang ingin memohon perbaikan nilai. Dan mereka membawakan hadiah. Saat itu, Bang Marsito menolak dengan tegas. Dan meminta muridnya itu untuk belajar lebih tekun lagi. "Tahun depan pasti bisa lulus dengan nilai baik kalau tekun belajarnya," jawab Bang Marsito ketika itu.

Peristiwa itu menjadi begitu berkesan bagi saya sebagai adiknya. Sejak itu saya faham, bahwa memberikan hadiah kepada guru tidak boleh. Malamnya saya tanyakan kepada Bang Marsito; "Bagaimana cara saya memberikan hadiah kepada guru kesayanganku yang sangat baik jika saya ingin mengucapkan terimakasih yang tulus atas semua jasanya?"---tanyakau suatu hari.

"Jika memang guru itu sangat berkesan di hatimu, ingatlah semua ajaran baiknya. Jadikan semua sifat baiknya sebagai panutan di hidupmu. Dan kunjungi dia ke rumahnya setelah kau tamat dari sekolah nanti. Misalnya saat kau sudah jadi dokter, atau setelah kau jadi seorang perwira, atau setelah kau menjadi artis terkenal. Kunjungilah gurumu itu, itu sudah cukup membuatnya bahagia dan merasa sangat berharga,"---itulah pesan Bang Marsito kepada kami, adik-adiknya.

**

Seharusnya yang perlu ditingkatkan adalah gaji dan insetif bagi guru agar mereka tak lagi harus mengharapkan gratifikasi berupa bingkisan/hadiah dari orangtua murid yang tentu saja menjadi sangat memberatkan bagi para orangtua khususnya para orangtua yang kehidupan ekonominya masih pas-pasan. Kita, para orangtua murid juga harus menyadari hal ini, bahwa mengucapkan terimakasih kepada guru tidak harus dengan memberi hadiah/bingkisan atau amplop.

**

Salam waras dari seorang ibu rumahtangga yang juga mantan jurnalis dan ingin terus menulis menyuarakan kebenaran.

Saat ini berdomisili di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun