Pertama sekali, saya sebagai orangtua murid mengucapkan:
"Selamat Hari Guru untuk seluruh Guru yang mengabdikan dirinya sebagai pendidik di Negeri tercinta ini."
Hari ini saya memantau beberapa status orangtua murid yang curhat betapa mereka merasa terbebani atas permintaan guru-guru dimana anak mereka sekolah. Sebagian oknum Guru ada yang terang-terangan minta dibawakan kado atau bingkisan pada perayaan Hari Guru yang bertepatan pada 25 November setiap tahunnya. Tidak sedikit pula oknum Guru yang terang-terangan meminta dihadiahi ini-itu dan sebagainya.
Ada juga sebagian orangtua murid yang bangga dan ber-pamer ria, ya memamerkan apa yang telah mereka berikan kepada guru-guru dari anak mereka. Gayung bersambut, ramai pula oknum Guru yang memamerkan kebahagiaannya di berbagai media sosial seperti Facebook dan/atau Instagram ketika si Guru tersebut mendapatkan bingkisan atau kado dari murid-muridnya.
Ada kesan para oknum Guru itu berlomba-lomba ingin terlihat paling disayangi muridnya dari banyaknya KADO/BINGKISAN yang diterimanya dari para murid pada moment Hari GURU Nasional Tahun  ini.
Sementara itu, seorang teman lama se-angkatan saya di Kampus dulu, curhat tentang anaknya yang masih T.K dimintai Miss-nya untuk membawa hadiah pada moment Hari Guru. Saat itu teman saya ini sedang berada di rumah sakit karena anak bungsunya sedang dalam masa perawatan intensif dan telah beberapa hari harus opname.
Dalam keadaan serba salah, teman saya yang merupakan ibu dari si anak TK ini, menolak permintaan anaknya agar tidak memberikan hadiah kepada gurunya karena saat itu semua kondisi sedang tidak memungkinkan. Tapi si anak TK tersebut ngotot harus membawa kado kepada gurunya sebab dia akan merasa malu jika tidak membawa hadiah seperti teman-teman yang lain. Lagi pun gurunya sudah berpesan untuk membawa sebuah kado atau bingkisan pada moment Hari Guru ini.
Si Ibu dari anak T.K ini merasa dilema. "Bukan maksud untuk tidak berterima kasih kepada para Guru yang telah berjasa mendidik anak-anak kita yang dititipkan ke sekolah. Tapi apakah iya setiap Hari Guru anak-anak harus diwajibkan membawa KADO atau BINGKISAN sebagai ucapan terima kasih kepada Guru-gurunya?"---tanyanya pada saya.
Tentu saja saya tidak bisa menjawab pertanyaan ini.
Mungkin bagi keluarga orang-orang kaya, orang-orang berpenghasilan besar, memberikan kado kepada guru itu sesuatu yang biasa dan wajar. Memang ada yang niatnya ingin memberi dengan tulus, mungkin bagi mereka itu sangat wajar dan sah-sah saja. Tapi bagaimana pasalnya jika itu terjadi kepada keluarga miskin atau orang-orang yang masih ada di bawah garis kemiskinan.Â
Jika anaknya ada 2, atau 3 atau bahkan 4. Misalnya satu anak sulung duduk di Kelas X, anak ke-2 duduk di Kelas VIII, anak ke-3 duduk di Kelas V, dan satu lagi duduk di TK. Bagaimana kalau setiap moment Hari Guru ke-4 anak ini minta untuk dibelikan kado kepada guru-gurunya dengan memaksakan keadaan orangtuanya. Apa yang akan terjadi?