Setiap tahun nya hampir seluruh lembaga pendidik,sekolah maupun universitas di Indonesia melakukan kegiatan ospek yang memiliki tujuan mulia untuk mempersiapkan pelajar/ mahasiswa baru yang baru untuk disiplin, mempererat tali persaudaraan, serta dipakai sebagai sarana perkenalan kepada siswa /mahasiswa baru terhadap lingkungan baru di sekolah. Namun yang terjadi malah kebalikannya.
Tujuan awal ospek itu sangatlah bagus namun kenyataannya banyak yang berbeda di lapangan.Ospek menjadi kegiatan perpeloncoan dan ajang balas dendam senior terhadap junior.terkadang senior melakukan hal hal yang tidak pantas terhadap junior mereka. Bahkan, kesalahan kecil yang dilakukan para junior terkadang dijadikan alasan untuk mereka melakukan apa yang disebut ”pendisiplinan”. Hal ini sangatlah memprihatinkan bagi dunia pendidikan apalagi perpeloncoan ini dilakukan oleh orang-orang yang sudah terdidik. Tujuan utama opek yang sangat mulia ini malah dinodai dengan ulah para senior yang bertingkah seakan-akan merekalah “penguasa” kampus. Tak jarang ospek ini malah menghasilkan para junior yang memiliki rasa kebencian terhap senior mereka atau bahkan memunculkan rasa dendam yang akan dibalas kepada para junior mereka selanjutnya. Sehingga, kegiatan perpeloncoan yang dibalut dengan nama ospek ini menjadi ajang turun temurun dan sulit untuk dihilangkan. Malah, para mahasiwa barupun tak jarang dijadikan badut selama ospek berlangsung. Hal ini tentulah tidak akan membantu para mahasiwa dalam prose pembelajaran dan malah menurunkan rasa percaya diri para mahasiswa baru. Padahal, kepercayaan diri ini justru sangat penting bagi para mahaiswa baru untuk mengenali lingkungan sekitarnya. Jelaslah sudah bahwa perpeloncoan ini sangat merugikan pihak-pihak tertentu.
Perpeloncoan ini bahkan ampai membuat pemeritah turun tangan. Hal ini terbukti dengan adanya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 55 tahun 2014 tentang Masa Orientasi Peserta Didik Baru. Jelaslah sudah bahwa masalah perpeloncoan ini bukanlah sesuatu yang kecil. Bahkan, para pendidik yang seharusnya melindungi para murid mereka tak jarang malah tutup mata akan hal ini eakan perpeloncoan adalah hal yang sangat lumrah untuk dilakukan. Hal ini harus segera diperbaiki. Agar peraturan yang dibuat oleh pemerintah tidak hanya mejadi aturan kosong dan tidak berguna. Adanya kerjasama pendidik dan pemerintah menjadi sangat penting untuk berkurangnya perpeloncoan di Negara tercinta ini agar para murid baru tidak meraa terancam dan takut untuk memulai tahap aal jenjang pendidikan yang akan mereka jajaki. Adanya kesadaran dari para enior pun sangatlah penting. Kesadaran bahwa segala macam perpeloncoan yang mereka lakukan tidaklah berguna. Perpeloncoan ini tidak akan membantu para adik-adik junior mereka dalam hal pendidikan. Mulai dari saat ini, para enior harusnya mengganti opek dengan hal yang lebih berguna lagi. Contohnya eperti mengadkan eminar-eminar bagi para junior untuk lebih mengetahui jurusan yang merek pilih atau memberikan pengenalan kampus kepada para junior agar mereka lebih mengenal kampu mereka. Hal terebut justru akan angat membantu para unior mereka dan pekerjaan ospek yang dilakukan para senior akan lebih berguna dan tidak sia-sia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI