TEMA : PERPELONCOAN DALAM SISTEM PENDIDIKAN
PROSES PENGENALAN AKADEMIK TANPA PRAKTEK PERPELONCOAN
Kita semua tidak asing lagi dengan kata MOS atau Ospek. Jika ditanyakan ospek itu penting atau tidak kepada mahasiswa baru pasti sebagian bahkan hampir semuanya menganggap ospek tidak penting. Kami tau proses mengenal akademik memang berguna untuk kami pada akhirnya tapi tanpa harus ada tindakan perpelonconan.
Perpeloncoan yang sering kita saksikan dalam system pendidikan contohnya salah satu di universitas pada saat mahasiswa baru memasuki universitas tersebut. Semua senior memarahi kami, menyalahkan kami apa yang kami lakukan akan tetap salah dimata mereka. Ada 2 hal yang selalu diingetkan senior kepada juniornya yaitu senior tidak pernah salah dan jika senior melakukan kesalahan maka ingat hal pertama yang diucapkan.
Kita semua tahu senior melakukan ini dengan tujuan untuk membentuk karakter mahasiswa dan mengenalkan dunia perkuliahan seperti apa. Tapi terkadang tindakan senior membuat kita menjadi takut dengannya dikarenakan senior terlalu sering membentak dan menekan kita. Motif klasik ini juga dinamakan balas dendam terhadap juniornya karena para senior sebelumnya pernah melakukan hal tersebut. Dan bisa juga junior yang akan menjadi seniornya nanti akan melakukan hal yang sama terhadap mahasiswa yang baru. Dan hal tersebut telah menjadi suatu kebudayaan dan tradisi yang sulit dirubah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan menerbitkan Surat Edaran Nomor 59389/MPK/PD/Tahun 2015 tentang Pencegahan Praktik Perpeloncoan, Pelecehan dan Kekerasan Pada Masa Orientasi Peserta Didik Baru di Sekolah dan Mahasiswa Baru di Universitas lainnya. Surat edaran ini diterbitkan untuk menyambut datangnya tahun ajaran baru bagi peserta didik.Menurut Anies tindakan atas dasar untuk mengajarkan akademik dan karakter tidak sejalan dengan system pendidikan
Tapi alangkah baiknya pengenalan akademik kepada mahasiswa baru dengan menanamkan kesopanan, pengetahuan lebih dalam tentang perkuliahan bagaimana, seminar dll dengan cara yang baik-baik saja tanpa harus adanya perpeloncoan. Kita juga akan hormat dan punya rasa sopan santun kepada para senior tanpa harus dibentak dan dimarahi. Kita masih punya rasa sopan kepada senior karena sebelumnya kami juga diajarkan dengan orangtua kami untuk sopan dengan yang lebih tua.
Â
Siti Zulfa Afriyana (kelompok 48 FT UNJ 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H