Mohon tunggu...
SITI ZAUZA
SITI ZAUZA Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Sosiologi Universitas Padjadjaran

Hai! saya Siti Khalifa mahasiswa sosiologi Universitas Padjadjaran.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bagaimana Lingkungan Sosial Dapat Menjadi Pedang Bermata Dua Bagi Kesehatan Mental Mahasiswa

24 September 2024   14:26 Diperbarui: 24 September 2024   14:37 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kesehatan Mental (Sumber: Filain.com)

Siapa yang pernah mengira bahwa lingkungan sosial tempat dimana kita sehari-hari hidup dapat menjadi pedang bermata dua yang memengaruhi kesehatan mental, terutama bagi mahasiswa yang memiliki mobilitas tinggi dalam kegiatan bersosial.

Mahasiswa diharuskan memiliki tingkat sosial yang tinggi  untuk memenuhi kewajibannya dalam Tri Dharma. Selain dari memenuhi kewajibannya mahasiswa juga sedang dalam masa transisi menuju dewasa sehingga mereka rentan terhadap lingkungan sosialnya.

Masa perkuliahan merupakan salah satu masa dimana mahasiswa mencari jati dirinya, oleh karena itu stress pada mahasiswa sangat rentan terjadi karena dalam kehidupannya mahasiswa dituntut untuk menjadi dewasa yaitu dengan lebih bertanggung jawab dan kuat saat menghadapi ataupun menyelesaikan masalah (Kholidah & Alsa, 2012). Hal ini diperparah oleh gaya hidup mahasiswa yang seringkali tidak sehat, dan juga kesalahan dalam memilih lingkungan pertemanan.

Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai bagaimana lingkungan sosial dapat memengaruhi kesehatan mental pada mahasiswa.

Kesehatan mental

Menurut WHO kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan mental yang memungkinkan orang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuan mereka, belajar dan bekerja dengan baik serta berkontribusi pada komunitas mereka.

Saat ini kesehatan mental menjadi suatu topik bahasan yang sering diangkat, dan menjadi kontroversi, terutama di kalangan remaja. Isu kesehatan mental kembali naik ketika berita mahasiswi dokter spesialis Undip yang dibully menjadi ramai diperbincangkan hal ini memicu banyak perdebatan yang mengangkat kesehatan mental terutama pada mahasiswa.

Perguruan tinggi termasuk ke dalam ruang lingkup utama kesehatan mental, selain dari perguruan tinggi terdapat juga di lingkungan keluarga, dan tempat kerja. Disebut sebagai ruang lingkup utama karena ketiga tempat tersebut memiliki tingkat pengaruh kesehatan mental paling tinggi, dan banyak kasus yang terjadi dilatarbelakangi ketiga tempat tersebut.

Indonesia setiap tahun mengalami kenaikan tren masalah kesehatan mental, terutama pada remaja. Menurut data Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), sekitar 1 dari 10 orang di Indonesia mengidap gangguan mental. Dalam data yang sama, Riskesdas 2018 mengungkapkan bahwa lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, selain itu lebih dari 12 juta orang dalam kelompok usia yang sama mengalami depresi.

Hal ini semakin diperparah dengan adanya pandemi, terdapat sejumlah laporan yang menunjukan tren peningkatan masalah gangguan kesehatan jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun