Kabupaten Gresik adalah salah satu kabupaten yang terdapat di Jawa Timur yang berbatasan dengan Kota Surabaya dan Selat Madura di sebelah timur, Kabupaten Lamongan di sebelah barat, Laut Jawa di sebelah utara, serta Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto di sebelah selatan. Kabupaten Gresik menjadi salah satu wilayah yang masuk ke dalam kawasan metropolitan surabaya atau biasa dikenal dengan Gerbang Kertosusila. Hal ini dibuktikan dengan letak Kabupaten Gresik yang strategis dan  termuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur 2011-2031.
   Â
Adanya istilah Gerbang Kertosusila yang pusatnya di kota Surabaya menjadi tanda bahwa wilayah wilayah diatas adalah wilayah metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta dengan memanfaatkan sektor unggulanya yaitu di bidang industri, perdagangan dan jasa, pertanian, perikanan, dan pariwisata dengan harapan dapat memeratakan perekonomian di wilayah wilayah tersebut.
   Â
Terkenal sebagai kawasan metropolitan tidak menjadikan nilai nilai kebudayaan dan agamis di Kabupaten Gresik luntur, hal ini dibuktikan masih banyak sekali pondok pesantren yang ada di Gresik yang mengakibatkan Gresik juga dikenal sebagai kota Santri. Tidak hanya berhenti disitu saja masih banyak julukan julukan yang menggambarkan kabupaten yang terletak di pesisir timur pulau Jawa ini seperti kota Wali, kota pudak, kota bandar, dan kota industri.
   Â
Kabupaten Gresik sudah dikenal menjadi kota yang tumbuh menjadi pusat perdagangan antarpulau dan antarnegara sejak abad ke-11 hal itu menjadi dasar mengapa Kota Gresik menjadi kota yang strategis sekali untuk melakukan perdagangan, jasa, dan pelabuhan. Melihat kondisi tersebut, akhirnya pemerintah meresmikan Kota Gresik sebagai kawasan yang berkonsentrasi di bidang industri. Kehadiran pabrik-pabrik besar di Kota Gresik menjadikan kota industri semakin kokoh dan mendapatkan legitimasi dari tokoh pembangunan. Konsep pembangunan Kota Gresik sendiri konon termasuk kawasan industri berat berpolutan tinggi karena letaknya yang berada di bibir laut Jawa sehingga mengharuskan untuk mendirikan pelabuhan khusus untuk keperluan ekspor-impor barang salah satunya adalah pelabuhan milik Semen Gresik dan Petro Kimia Gresik.
  Â
Hadirnya pabrik-pabrik besar yang berada di Gresik tidak menjamin bahwa masyarakatnya akan mendapatkan peluang kerja yang cukup besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Gresik masih tergolong tinggi. Pada tahun 2021 angkanya mencapai 8,00 persen, kemudian turun menjadi 7,84 persen di tahun 2022 dan 6,82 persen di tahun 2023. Hal tersebut masih terus menjadi pekerjaan rumah bagi para pemerintah daerah untuk menanggulangi naiknya angka pengangguran di tahun tahun selanjutnya.
   Â
Pada tahun 2023 Gresik menjadi peringkat ketujuh pengangguran terbanyak se-Jawa Timur yaitu sekitar 50.368 orang dan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 32.894 orang. Masyarakat lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 7.805 orang. Masyarakat lulusan Perguruan Tinggi sebanyak 5.129 orang, dan masyarakat lulusan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 4.540 orang. Sebagai antisipasi lonjakan kasus pengangguran di kalangan umur 17an Pemerintah Kabupaten Gresik mengadakan kegiatan Job fair pada tanggal 15-16 Mei. Selain menekan pengangguran, dengan adanya program ini masyarakat yang belum bekerja bisa mendapatkan informasi sesuai minat dan bidangnya. Konon katanya masih banyak praktek orang dalam dan juga kebanyakan yang bekerja pabrik Gresik bukanlah orang Gresik hal ini yang menyebabkan sebagian masyarakat merasa sulit mendapatkan pekerjaan di daerahnya.
  Â
Selain masalah pengangguran, dampak dari kota industri yang lain adalah kemacetan. Biasanya ketika pergantian shift sore pekerja Mie Sedaap yang terletak di Jalan Tengger, Roomo Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik terkadang mengakibatkan kemacetan berkepanjangan. Jumlah pengguna kendaraan yang semakin tinggi dan luas jalan yang masih konstan saja ditambah masih banyak juga para pengendara motor yang tidak sabar sehingga saling serobot-menyerobot mengejar waktu masuk kerja bisa saja membuat macet hingga berjam-jam.
  Â
Proyek pelebaran jalan pantura di Manyar pada bulan maret tahun lalu juga ikut andil terhadap kemacetan di area proyek, beberapa alat berat dan tumpukan material membuat para pengendera tidak nyaman ditambah volume pengendera yang naik pada saat pagi dan sore hari ditambah kendaraan yang melintas harus bergantian untuk lewat.
  Â
Tidak hanya permasalahan di darat permasalahan udara di Kota Gresik juga masih memprihatinkan. Salah satu prnyataan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik Sri Zubaidah mengakui jika pada jam-jam tertentu indeks kualitas Udara di kota Gresik menunjukkan hasil yang kurang baik. Meski demikian, beliau mengklaim tingkat polusi udara di Gresik masih dapat diterima manusia (Dikutip dari Radar Gresik edisi 29 Agustus 2023).
   Â
Masalah ini cukup serius mengingat kawasan ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Gresik mulai berkurang karena imbas dari pabrik pabrik besar. Namun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memanfaatkan media jalan dengan menanam 300 pohon di Jalan Manyar. Menurut data cakupan RTH Gresik pada awal tahun 2023 hanya sebesar 2,5 persen namun akhir tahun 2023 sudah mengalami kenaikan menjadi 10,17 persen. Rencananya di tahun ini, RTH akan ditambah di kawasan Stadion Gelora Joko Samudro. Perlu peran besar dari berbagai sektor pemerintahan dan masyarakat untuk tetap menjadikan Gresik sebagai tempat yang ramah dengan masuknya berbagai investor yang nantinya mampu menambah pendapatan asli daerah dan penyerapan tenaga kerja namun tetap mengawal dan peduli  terhadap lingkungan Kabupaten Gresik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H