Mohon tunggu...
Siti Zakiatul Qisti
Siti Zakiatul Qisti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mempunyai keanehan diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tugas Narasi

15 Oktober 2022   21:26 Diperbarui: 15 Oktober 2022   21:31 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari orang tua dan anak adalah program baru bagi desa Mirai, karena hubungan orang tua dan anak harus tetap terjalin baik. Namun, Otsuka sebagai Kepala Desa sangat tidak memahami hal itu, dikarenakan setelah menjadi  Kepala Desa, Otsuka jarang sekali berada di rumah dan sangat sibuk di kantor Kepala Desa. Otsuka juga tidak begitu dekat dengan anaknya, akan tetapi, karena adanya program ini maka akan terjadi suatu kemajuan dalam diri Otsuka.

"Hari ini adalah hari libur kita, yaitu Hari Orang Tua dan Anak. Semuanya, semoga kalian bisa bersenang-senang!" Ucap Otsuka dalam sebuah video untuk ditayangkan di TV Lokal Tokyo. Kemudian Otsuka itu bertanya kepada sekretaris nya dan sedikit tersipu malu karena melihat video dirinya, "ehehehe...Itu akan tayang di seluruh desa pada hari Orang Tua dan Anak, ya?" Sekretaris menjawab "Ahahaha yah, begitulah. Ini salah satu tugas seorang Kepala Desa." 

Otsuka menjawab "Dulu saat masih menjadi anggota militer, kita tidak pernah kepikiran soal ini, ya?" Sekretaris menjawab "Zaman sekarang, ada lebih banyak penduduk yang bukan anggota militer. Bagi anggota militer, hari libur bisa berarti hari tanpa misi. Bagi yang lain, itu adalah hari untuk beristirahat tiap tahun." Tuturnya dengan memperjelas perkembangan zaman.

"Hari untuk mempererat hubungan orang tua dan anak, ya?" Kepala Desa menjawab sambil merenungi perkatannya sendiri. Karena selama ini Kepala Desa sangat sibuk dengan pekerjaannya dan jarang sekali berada di rumah. 

"Sekali-sekali, habiskanlah waktumu untuk keluargamu, oke? Aku yakin setiap kau pulang ke rumah, kau hanya tidur dan jarang bicara dengan anakmu, bukan? Aku juga akan membantumu mengatur jadwalmu agar kau punya waktu luang." Ucap perhatian sekretarisnya Otsuka, yang mengetahui bahwa Otsuka kurang dekat dengan anaknya. "Yamato...Terima kasih!" ucap bahagia dan terima kasih Otsuka.

Setelah mendapat jadwal libur, Otsuka pulang ke rumah, dalam perjalanan pulang Otsuka sangat merasa lelah, Otsuka berjalan  lemah dan berharap segera sampai rumah dan langsung tidur.

Akan tetapi, setelah sampai rumah Otsuka terkejut setelah membuka pintu rumahnya, "apa yang terjadi?" Otsuka melihat anak perempuannya tertidur di lantai, Otsuka berjalan lebih dekat dan menggoyangkan badan anaknya, "Hima...Hima... bangun nak, kenapa kamu tidur di lantai?" Hima bangun dari tidurnya dan berkata "hmm... Ayah sudah pulang?" Otsuka menjawab, "kenapa Hima tidur di lantai? Dan Ibu di mana?" "Ibu pergi ke rumah Kakek, dan Hima sedang menunggu Ayah pulang." Jawab Hima.

"Ayah, karena ini hari Orang Tua dan Anak, aku ingin Ayah membelikan ini." Hima menunjukkan sebuah poster. Karena Otsuka sangat lelah Otsuka menjawab, "nanti saja ya Hima, Ayah sangat mengantuk dan ingin tidur, nanti setelah Ayah tidur kita akan membelinya bersama." Hima murung dan menjawab, "baiklah ayah". Otsuka melihat Hima murung sangat tidak enak dan kemudian melihat poster yang di tunjukkan anaknya dan ternyata "EDISI TERBATAS!!!"

Otsuka langsung mengajak Hima untuk pergi karena tidak ingin mengecewakan anaknya, "baiklah Hima, mari kita pergi." Namun, karena Hima sangat pengertian Hima menolak, "tidak apa-apa Ayah, Ayah tidur saja." Kemudian Otsuka menampar pipiya agar bersemangat dan berkata, "Mari Hima, kita mencari boneka Kuraama yang Hima inginkan, ikku zo." Melihat ayahnya bersemangat, Hima juga menjadi gembira, "yeayyyy... Terima kasih Ayah!"

Kemudian, Otsuka dan Hima pergi untuk mencari boneka Kuraama itu ke semua toko, akan tetapi, ketika sampai di semua toko ternyata boneka Kuraama sudah habis terjual. "Tidak apa Hima, mari kita cari di toko lain." Ucap Otsuka menyemangati Hima. 

Merekapun pergi ke toko lain, dan ketika sudah sampai di toko itu ternyata penjualnya adalah teman Otsuka pada saat menjadi anggota militer, penjual toko berkata, "wah... ternyata Otsuka dan Hima. Apakah benar itu Hima?" Hima menganggukan kepalanya, "ternyata Hima sudah besar ya, terakhir tante melihat Hima masih di gendong oleh Ayah Hima." 

Hima tersipu malu dan tersenyum. "Apakah kamu menjual boneka Kuraama?" Tanya Otsuka kepada Rin, yang mempunyai toko itu. 

"Kau ini ada-ada saja, aku ini menjual bunga dan aksesoris!" Ucap Rin dengan tegas. "Ehehehe... Aku sedang mencari boneka Kuramaa untuk Hima, sudah mencari ke semua toko dan sudah habis terjual." Ucap Otsuka sambil menggaruk kepala kebingungan. "Hmmm... Sudah 3 orang datang ke tokoku untuk mencari boneka itu. 

Dan kau adalah orang ke-4 yang menanyakan ini, tentu saja tidak ada!" Jawab Rin. "Baiklah Rin, kalau begitu kami pergi." Ucap Otsuka. "Ehh, tunggu!" Jawab Rin. "Ini tante ada hadiah untuk Hima, karena Hima sangat kawai." Sambung Rin sambil memberikan bunga matahari dan kalung. 

"Apakah benar ini untuk Hima?" "Iya Hima, semoga Hima menemukan boneka Kuraamanya ya!" Hima menjawab dengan gembira, "terima kasih banyak Tante, Hima sangat menyukainya." "Sama-sama Hima." Jawab Rin sambil mengusap kepala Hima.

"Aku jadi tidak enak padamu Rin, aku tidak membeli apa-apa tetapi, kau malah memberi Hima bunga dan kalung." Ucap Otsuka. "Tidak masalah, santai saja." Jawab Rin. "Baiklah Rin, kami pergi dulu." Sambung Otsuka. "Sampai jumpa Tante... Terima kasih!" Ucap Hima dengan kawai dan melambaikan tangan. Dan Rin melambaikan tangan sambil tersenyum.

Kemudian, Otsuka dan Hima pergi mencari kembali boneka Kuramaa. Ketika sampai di salah satu toko, "Ayah, lihatlah! Itu boneka Kuraama!" Ucap antusias Hima. Kebetulan sekali di toko itu hanya tinggal satu boneka yang tersisa. Otsuka langsung mengambil boneka itu, "akhirnya... Kita menemukan boneka ini. 

Apakah Hima menyukai boneka ini?" Tanya Otsuka dengan antusias juga. "Iya Ayah!" Jawab Hima dengan mata berbinar. "Baiklah, mari kita membayar terlebih dahulu." Ajak Otsuka. Setelah membayar, mereka keluar dan berjalan pulang menuju rumah. Di pertengahan jalan Otsuka berbicara seraya jongkok, "Hima, naiklah ke punggung Ayah!" Hima bingung dengan yang ayahnya katakan, "enghh?" Kemudian, Otsuka menarik dan menggendong Hima. 

Hima sangat merasa senang dan memeluk ayahnya. "Ayah, terima kasih untuk hari ini, Hima sangat merasa senang!" Ucap terima kasih Hima, "tidak Hima, Ayah meminta maaf karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, dan Ayah tidak memperhatikan Hima dengan baik." Ucap menyesal Otsuka.

Otsuka mengungkapkan semua perasaannya kepada Hima, karena selama ini Otsuka kurang perhatian dengan anaknya. Hima juga merasa senang karena Ayahnya mulai memperhatikannya. Sepanjang perjalanan pulang, mereka mengobrol dengan rasa senang. Hari Orang Tua dan Anak ini berjalan lancar untuk pendekatan Otsuka dan anaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun