Filsafat Pendidikan yakni membongkar persoalan-persoalan permasalahan yang mendasar dalam Pendidikan. Apalagi Pendidikan sebagai cerminan terhadap kondisi bangsa dan juga sebagai ambisi para penguasa.Â
Dalam fenomena ini, kita sering juga menjumpai bahwa dalam dunia Pendidikan sebagai ajang mencetak kebutuhan pasar, sejauh mana pasar membutuhkan maka dunia Pendidikan menjanjikan murid-muridnya dengan lulusan yang siap bekerja, terampil, dan professional.
Pendidikan dalam negara-negara berkembang juga masih menggunakan warisan gaya-gaya colonial yakni merefleksikan kepentingan. Hal ini terlihat banyaknya lulusan yang berbondong-bondong untuk menjadi abdi negara dan ini sesuai dengan sistem Pendidikan yang dijalankan oleh Belanda pada saat menjajah indonesia, yang mana Belanda mendirikan Pendidikan dengan tujuan melahirkan  pegawai-pegawai yang murah dalam membantu roda kelanggengan sistemnya.Â
Pendidikan akhirnya menjadi sebuah kegiatan menabung dimana para murid adalah celengan dan guru ada penabungnya. Yang terjadi bukanlah proses dialog, tetapi guru hanya menyampaikan pernyataan informasi-informasi yang mengisi sebuah celengan yang di terima di hafal, di ulang dengan patuh oleh para murid.
Praktek Pendidikan hanya sebatas mentransfer informasi tidak peduli pada proses mengaktifkan pikiran sehingga tidak mampu mengkritisi realitas social yang ada di lingkungan sekitar.Â
Manusia dianggap mengenyam Pendidikan telah memiliki keterampilan yang mumpuni di tandai dengan adanya ijazah oleh Lembaga instusi. Â Dan sejak di sekolah pula sudah diajarkan diskirminasi atau kasta yang membagi klaster antara manusia yang pandai dan manusia yang kurang pandai.
Baca Juga:Â Filsafat Pendidikan, Ilmu Biologi, dan Agama
Pendidikan yang idealnya ialah Pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai humanisme menjadikan manusia seutuhnya sehingga Pendidikan menjadi kekuatan penyadar dan pembebas umat manusia dari kondisi ketertindas.Â
Proses Pendidikan juga hendaknya berbentuk pada pendekatan-pedekatan permasalahan yang ada di masyakarat sehingga murid dapat mengaktifkan sikap kritisnya terhadp sekitaran pada kenyataan-kenyataan melalui debat, dialog yang sejati.
Pendidikan harus memberikan kesemptan pada semua orang untuk bebas dan memilih sumber belajar setiap saat serta tidak ada kelas pandai dan kuran pandai setiap orang berhak memiliki akses Pendidikan.Â
Perlibatan murid dalam proses pembelajaran juga perlu dilakukan yang tidak hanya sekedar menerima, mendengar namun murid terlibat aktif dalam menentukan dan diberi kesempatan dalam menentukan aktifitas yang mereka tentukan.Â