Mohon tunggu...
Siti Yuhroh
Siti Yuhroh Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Pikirankanlah apa yang akan kamu lakukan dan Lakukanlah apa yag sudah kamu pikirkan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dampak Virus Corona terhadap Perekonomian Desa

9 Mei 2020   14:08 Diperbarui: 9 Mei 2020   14:07 2178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENDAHULUAN

Virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Walaupun lebih bayak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.

Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

 Gejala virus corona dimulai dengan batuk kering dan diikuti dengan gangguan pernafasan. Batuk ini adalah batuk yang terus menerus selama lebih dari satu jam, atau mengalami batuk rejan selama tiga kali dalam periode 24 jam.

Biasanya lima hari secara rata-rata bagi orang untuk menunjukkan gejala, kata para ilmuwan, namun bagi sebagian orang gejalanya lebih lambat terjadi. Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mengatakan masa inkubasi sampai sekitar 14 hari.

Dampak virus corona bagi perekonomian UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) sangat nyata. Dilansir dari BBC Indonesia, hal ini disampaikan oleh Ketua Asosiasi UMKM Indonesia sendiri, yaitu Ikhsan Ingatubun. Anjuran physical distancing yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia membuat orang-orang tetap di rumah dan tidak pergi keluar untuk melakukan aktivitas biasanya.

Salah satu kegiatan yang menghilang dari rutinitas adalah tidak berbelanja ke luar rumah melalui UMKM yang ada. Karena inilah, UMKM kesulitan membayar biaya-biaya yang ada. Hal itu seperti gaji dan honor pekerja, serta biaya-biaya operasional dan nonoperasional lainnya.

Hal ini berdampak buruk, karena apabila pekerja tidak bisa menghasilkan uang, mereka terpaksa pulang kampung dan tidak punya pilihan lain. Pasalnya, mereka tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk hidup di tempat perantauan. Mau tidak mau, pulang ke rumah adalah hal yang harus dilakukan untuk bertahan hidup.

Dari dampak yang sudah terpapar diatas, penulis ingin memaparkan bagaimana kondisi masyarakat desa ditengah Social Distancing?  Dan bagaimana kondisi perekonomian masyarakat Desa ditengah Social Distancing?

Berdasarkan latar belakang dan masalah diatas, penulis tertarik untuk membuat karya yang berjudul "Dampak Virus Corona dibidang perekonomian Desa" untuk memberikan informasi seputar Dampak dari Virus Corona.

PEMBAHASAN DAN HASIL

Sesuai dengan masalah dan tujuan dari penulis yang sudah di paparkan, maka penulis akan memaparkan pembahasan dan hasilnya.

  • Kondisi masyarakat desa ditengah Sosial Distancing

Seiring seruan isolasi mandiri dengan tidak keluar rumah, kecuali dalam kondisi mendesak, demi memutus rantai penyebaran corona COVID-19, publik tengah membentuk rutinitas berbeda dengan ruang gerak terbatas dan minim mobilitas.

Aktivitas di pesantren juga diliburkan. Berapa ribu orang yang terlibat di pesantren menjadi tidak berpenghasilan. Seluruh penjual makanan di pesantren tidak bekerja. Seluruh pegawai laundry tidak bekerja. Masyarakat di sekitar pesantren tidak mendapatkan lagi imbas rejeki pesantren.

Masjid, gereja, dan seluruh tempat ibadah mengurangi seluruh kegitan keagamaan yang melibatkan banyak jamaah. Berapa ratus ribu orang yang setiap hari mendapatkan rizki dari tempat ibadah itu menjadi tidak berpenghasilan. Semua penjual makanan dan alat ibadah di sekitar tempat ibadah menjadi sepi.

Berkaca pada situasi pandemi seperti sekarang, Di sisi lain, ada bagusnya juga. Misal, lalu-lintas tak sepadat pada masa pra pandemi, permukiman tak sepi di siang hari, atau kebersamaan dalam keluarga jadi lebih erat karena penghuni rumah beraktivitas di dalam rumah. 

Namun, pada masyarakat kelas bawah yang harus berjuang mencari nafkah harian, kondisi pandemi ini tak terlalu berbeda dengan masa pra pandemi. "Mereka ini harus tetap beraktivitas seperti biasa agar kehidupan tetap berjalan. Perubahan pun tampak pada kebiasan untuk menjaga kesehatan. Menggunakan masker atau mempraktikkan etika batuk.

Keluar rumah harus pakai masker. Perubahan ada, sebagian besar dipaksa karena ada aturan. Tinggal dilihat seberapa jauh aturan itu bisa dipaksakan.

Ya, urusannya pemaksaan karena anjuran belum tentu semua melakukan. tanpa disadari, terjadi peningkatan dalam pola konsumsi rumah tangga masyarakat. "Sebagai contoh, pada masa pra pandemi anggota-anggota keluarga berada di luar rumah pada siang hari, bekerja atau sekolah, penggunaan energi listrik rumah tangga tentu saja minim,

  • Kondisi Ekonomi masyarakat desa ditengah Sosial Distancing

Ketika suatu negaraatau suatu daerah memutusan untuk lockdown sementara waktu, tentunya dampak perekonomian bagi kelompok menengah ke bawah akan sangat besar dan keadaan masyarakat desa sangat mengkhawatirkan.

Ekonomi mereka yang setiap harinya hanya ditopang oleh pendapatan pada hari itu juga. Pemasukan menjadi sangat rentan karena ketika mereka tidak bekerja, maka pendapatan mereka juga tidak ada.

Lain halnya, bagi mereka yang berprofesi sebagai ASN atau pegawai lembaga formal, meskipun mereka tidak bekerja selama dua pekan karena kerja dari rumah, gaji mereka di awal bulan depan masih tetap utuh.

Bayangkan kalau pegawai informal, pedagang kecil-kecilan, buruh pabrik yang kena PHK, dan orang yang kerjanya serabutan, tentu mereka sangat rentan dengan kemiskinan. Satu hari saja mereka tidak bekerja, maka tidak ada yang dapat dimakan untuk hari itu dan esoknya.

Pemilik dan pegawai warung penjaja makanan berhenti bekerja, para petani resah karena hasil jual panennya menurun akibat banyaknya pengangguran pada saat ini.

Pertanyaannya adalah, mau bertahan sampai berapa hari atau berapa bulan? Mungkin pada awal-awal menganggur masih bisa ditutup dengan sedikit tabungan yang dimiliki. Tetapi, minggu kedua sudah dapat dipastikan akan mulai menggadaikan seluruh barang berharga miliknya. Minggu ketiga, menjadi sangat rawan terjadinya berbagai tindak kejahatan.

Krisis ekonomi keluarga, akibat tulang punggung menanggur sudah terjadi. Upaya memutar otak yang dilakukan oleh kepala keluarga beserta istri sudah dilakukan. Tetapi, jalan keluar belum ditemukan. Semua upaya menemui jalan buntu dan tidak membuahkan hasil.

Pengangguran semakin banyak. Masyarakat di seluruh struktur sosial telah banyak yang kehilangan harapan untuk mempertahankan ekonomi keluarga. Resesi ekonomi tingkat keluarga tidak terhindarkan.

Rantai pasokan pendapatan rumah tangga telah terputus. Ekonomi kian meredup, dan potensi pendapatan rumah tangga mengalami penurunan yang sangat signifikan.

Di saat seperti inilah, bantuan pemerintah sangat diperlukan untuk rakyat, namun disamping itu, rakyat uga harus menyadari bahwa Virus Corona ini adalah masalah kita semua, jadi semua harus mempertahankan diri masing-masing dengan mengikuti arahan pemerintah.

KESIMPULAN

Pandemi Virus Corona ini sangat memberi dampak besar terhadap perekonomian di Desa dan berpengaruh pada perubahan sosial bagi semua masyarakat. Kebijakan Sosial Distancing mengakibtkan masyarakat tidak menjalankan rutinitas seperti biasanya sehingga perilaku sosial masyarakat mengalami perubahan dan sistem perekonomin di desa sangat menurun.

DAFTAR PUSTAKA

https://glints.com/id/lowongan/dampak-virus-corona-bagi-perekonomian/#.XrELd2gzbIU 

https://www.suara.com/yoursay/2020/03/30/151403/dampak-dari-lesunya-perekonomian-akibat-wabah-corona

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4223795/cerita-akhir-pekan-perubahan-pola-gaya-hidup-di-masa-pandemi-corona-covid-19#    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun