Mohon tunggu...
siti wahyuningsih
siti wahyuningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 5 Simpenan Satu Atap

Bismillah, menjadi guru yang lebih baik dan profesional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi antar Materi Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

5 September 2024   17:25 Diperbarui: 11 September 2024   18:13 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Modul 1.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara. Guru mempunyai peran strategis untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga mereka dapat bahagia dan selamat sebagai individu masyarakat. Adapun dalam mengelola program sekolah yang berdampak pada murid hendaknya melibatkan murid dan memperhatikan pengembangan potensi atau kodrat murid. Dalam modul ini juga dibahas bahwa murid adalah pribadi yang unik dan utuh, sehingga guru sebaiknya dapat menuntun murid sesuai dengan kodratnya. Program yang berdampak positif pada murid, harus menyesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zamanya. Berdasarkan kodrat alam, program yang dipilih harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan dimana anak tinggal, sedangkan kodrat zaman disesuaikan dengan perubahan dari waktu ke waktu misalnya dalam program intrakulikuler, guru memberikan bahan pembelajaran menggunakan teknologi yang dapat membuat murid lebih adaptif dan kreatif terhadap perkembangan zaman.   

Modul 1.2 Nilai dan peran guru penggerak. Nilai-nilai dari seorang guru penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai dan peran dari guru penggerak tidak terlepas dari cita-cita mulia untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dan merdeka belajar. Dalam menjalankan perannya, seorang guru tidak hanya cukup sebagai pemimpin pembelajaran di kelas, namun juga memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin dalam pengelolaan program sekolah yang berpihak pada murid. Salah satu peran guru penggerak adalah mewujudkan kepemimpinan murid (sudent agency) yang dapat diwujudkan dengan cara meramu pengalaman belajar murid sehingga murid merasa kompeten, mandiri, dicintai dan memiliki kepercayaan diri serta determininasi untuk mencapai segala yang mereka impikan.

Modul 1.3 Visi guru penggerak. Guru harus memiliki visi yang mengarah kepada perubahan, baik perubahan di kelas atau perubahan di sekolah. Untuk mencapai perubahan tersebut guru perlu mengenal pendekatan manajemen perubahan. Manajemen pendekatan perubahan disebut Inkuiri Apresiatif (IA). Dalam merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif model BAGJA, dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid.

Modul 1.4. Budaya Positif. Lingkungan yang mendukung perkembangan potensi, minat dan profil belajar murid terutama kekuatan kodrat pada anak-anak. Ibarat petani, guru hendaknya dapat mengoptimalkan sumber daya lingkungan yang positif dan mengembangkan budaya positif agar anak-anak dapat tumbuh sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman dan mendukung program yang berdampak pada murid. Dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, maka secara tidak langsung akan memunculkan karakter murid yang memiliki nilai-nilai kebajikan termasuk diantaranya karakter yang terdapat dalam profil pelajar pancasila.

Modul 2.1 Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Guru dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memberikan layanan pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan solusi atas beragamnya karakteristik dan kecerdasan murid. Sebelum merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru hendaknya melakukan pemetaan terhadap kebutuhan belajar, minat dan profil belajar murid. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aset atau kekuatan yang dimiliki oleh murid. Kebutuhan belajar inipun yang harus menjadi dasar dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid melalui program yang berdampak positif pada murid.

Modul 2.2 Pembelajaran emosional dan sosial. Guru dilatih dan diasah untuk mampu mengembangkan kompetensi sosial pada diri murid. Teknik kesadaran diri (mindfulness) menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional yang didasarkan pada program yang berpihak pada murid dan mewujudkan merdeka belajar dan budaya positif di sekolah. Dalam mengelola program, guru senantiasa berupaya mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional dalam setiap pembelajaran sehingga terwujud kesejahteraan lahir batin(wellbeing)

Modul 2.3, Coaching untuk supervisi akademik. Coaching sebagai teknik atau strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun anak dan menggali potensi yang dimiliki oleh anak. Coaching juga memberikan keleluasaan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid, menggali potensi murid untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan kebahagiaan anak setinggi-tingginya.

Modul 3.1 Pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan seorang pemimpin. Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat mengambil keputusan secara bijak, yaitu keputusan yang berpihak pada murid. Dasar, prinsip, paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan harus konsisten, terutama berkaitan dengan dilema etika atau bujukan moral. Kita harus bisa membuat keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal. Keputusan tersebut dapat berupa menemukan program yang tepat untuk murid agar dapat menumbuhkan student agency. Setiap program yang akan dibentuk harus berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang akan memperkuat karakter murid di masa depan.

Modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Guru sebagai pemimpin pembelajaran maupun pengelola program sekolah harus dapat memetakan dan mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah, baik aset fisik maupun non fisik. Pendekatan berbasis aset/kekuatan (asset based thinking) akan lebih dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar, dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah/kekurangan (deficit based thinking). Paradigma berpikir harus melihat sisi positif yang dimiliki oleh sekolah. Dengan berfokus pada aset yang dimiliki, maka pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat terencana dengan baik. Dalam mengelola sumber daya yang ada di sekolah, terdapat 7 aset yang dapat dikembangkan yaitu modal manusia, sosial,fisik, lingkungan (alam), finansial, politik dan agama serta budaya. Dengan mengoptimalkan ketujuh aset yang ada, kita dapat merencanakan dan melaksanakan program yang berdampakpositif bagi murid

informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP.

Dalam modul PGP, terdapat 3 unsur utama dalam mewujudkan kepemimpinan murid diantaranya suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership). Namun ada pula yang membaginya menjadi 7 elemen penting bagi guru dalam menerapkan student agency di kelas yaitu :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun